Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Rupiah Jadi Alat Pemersatu Bangsa

M. Ilham Ramadhan Avisena
19/8/2022 13:42
Rupiah Jadi Alat Pemersatu Bangsa
Warga menunjukkan uang kertas baru tahun emisi 2022.(Antara)

GUBERNUR Bank Indonesia Perry Warjiyo membuka kegiatan Festival Rupiah Berdaulat Bank Indonesia (Ferbi) secara daring pada Jumat (19/8) ini. Acara itu diadakan dalam rangka peringatan HUT ke-77 RI.

Adapun Ferbi diselenggarakan di GOR Basket Indoor, Gelora Bung Karno, Jakarta. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, yakni 19-22 Agustus 2022, bertujuan meningkatkan literasi masyarakat tentang rupiah dalam sejarah bangsa.

Dalam gelaran itu, diadakan pameran rupiah talkshow, hingga layanan penukaran uang lama dengan uang kertas rupiah tahun emisi (TE) 2022, yang baru dirilis kemarin.

"BI menyelenggarakan Ferbi supaya kita sebagai bangsa semakin cinta, bangga dan paham dengan NKRI melalui rupiah. Rupiah bukan sekadar alat pembayaran, di dalamnya penuh perjuangan sebagai simbol perjuangan NKRI," jelas Perry, Jumat (19/8).

Baca juga: Uang Kertas Rupiah Tahun Emisi 2016 Masih Berlaku

Penyelenggaraan FERBI juga diharapkan memupuk optimisme, semangat kebangsaan dan memperkuat kedaulatan negara melalui rupiah. Pasalnya, rupiah merupakan instrumen penting yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran, namun juga menunjukkan eksistensi kedaulatan negara.

Selain meresmikan FERBI, Bank Indonesia turut merilis buku khazanah rupiah. Buku yang terbagi menjadi empat seri itu diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan terkait perkembangan sejak Indonesia belum merdeka hingga saat ini.

Seusai peresmian acara, agenda pertama yang ada dalam FERBI ialah Dialog Kebangsaan bertajuk Merekat Keberagaman, Bersatu Mencintai Bangsa. Pembicara dalam dialog kebangsaan tersebut yakni, Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat Bidang Dakwah dan Ukhuwah Muhammad Cholil Nafis dan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Baca juga: Rupiah Menguat Signifikan Diangkat Fundamental Ekonomi Solid

Berikut, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi) Philip K. Widjaja, Ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLI) Nus Reimas dan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti.

Kelima pembicara itu sepakat bahwa rupiah sebagai alat tukar yang sah di Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu, keberadaannya perlu untuk dijaga dan dihormati, karena berperan dalam menjalankan stabilitas.

"Rupiah itu menjadi penyatu bagi kita semua. Karena di rupiah ini ada nama-nama pahlawan. Negara besar itu adalah negara yang menghargai pahlawannya," kata Cholil.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua PGLI Pusat Nus Reimas. Setiap insan di Tanah Air, tanpa memandang suku, agama, dan ras kerap kali disatukan oleh kehadiran rupiah. Pasalnya, mata uang nasional itu dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya