Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Presiden: Peluang Pertumbuhan Ekonomi Lebih Besar di 2022  

Andhika Prasetyo
09/2/2022 14:42
Presiden: Peluang Pertumbuhan Ekonomi Lebih Besar di 2022  
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

PRESIDEN Joko Widodo optimistis 2022 akan menyajikan berbagai peluang transformasi dan pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih besar dibandingkan 2021.

Keberhasilan menangani varian delta di tahun lalu dan antisipasi cepat terhadap omikron di awal tahun ini menjadi bekal untuk bisa tumbuh lebih tinggi.

"Setelah dua tahun kita berhadapan dengan pandemi covid-19 dan berbagai pilihan respon kebijakan, 2022 akan menjadi momentum pemulihan ekonomi," ujar Jokowi di Mandiri Investment Forum 2022 secara virtual, Rabu (9/2).

Tahun lalu, pemerintah, masyarakat dan para pelaku usaha sudah menggapai hasil yang sangat baik. Itu tergambar dari pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2021 yang mampu tumbuh 5,02%.

Secara tahunan, di 2021, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 3,69%. Angka itu lebih bagus jika dibandingkan 2020 yang anjlok di level -2,07%. Capaian baik itu diyakini akan terus terjaga bahkan terangkat lebih tinggi lagi di tahun ini.

Kepala negara pun membeberkan sejumlah indikator yang bisa menjadi faktor utama percepatan pemulihan ekonomi di dalam negeri.

Baca juga: Anggaran PEN 2021 Mampu Kerek Pertumbuhan Ekonomi 1,36%

Pertama, Purchasing Managers' Index yang kini berada di level 53,7. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN bahkan Tiongkok.

"Dengan berada di level ini, kita sudah berada di zona ekspansif," tutur mantan wali kota Solo itu.

Kemudian, dari segi investasi, realisasi juga mengalami peningkatan 9% dengan total akhir Rp901 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp454 triliun berasal dari penanam modal asing yang mengalami kenaikan 10% dari tahun sebelumnya.

"Ini menunjukkan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia di tengah situasi pandemi covid-19," ucapnya.

Berlanjut ke indikator selanjutnya, ada kinerja ekspor yang tumbuh 41,9% dengan nilai US$232 miliar. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Realisasi impor juga tumbuh 38,6% yang mengindikasikan adanya penguatan aktivitas ekonomi di dalam negeri.

Keyakinan konsumen juga kembali berada pada level yang optimis yakni 118,3 pada Desember 2021. Itu mendorong belanja masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi.

"Stabilitas makro ekonomi juga terjaga. Tingkat inflasi kita berada pada angka rendah yakni 2,18% secara tahunan per Januari 2022," paparnya.

Kendati demikian, Jokowi tetap mewanti-wanti para menteri ekonomi dan pelaku usaha karena tantangan akan tetap ada, terutama dari sisi eksternal. Sebagaimana diketahui, gangguan rantai pasok masih terjadi sehingga memicu peningkatan inflasi secara global.

Belum lagi, adanya normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat yang diperkirakan akan terjadi lebih cepat.

"Kita bersyukur cadangan devisa kita mencapai US$141,3 miliar. Ini akan membawa Indonesia pada posisi yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan eksternal," pungkasnya.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya