Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
HARGA emas merosot pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB (22/12), ketika dolar memulihkan beberapa kerugiannya, imbal hasil obligasi pemerintah meningkat dan selera terhadap aset-aset berisiko kembali pulih, dengan para investor tampak melewati risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh varian Omicron.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 5,9 dolar AS atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada 1.788,70 dolar AS per ounce. Emas di pasar spot juga melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.786,50 dolar AS per ounce pada pukul 18.36 GMT.
Sehari sebelumnya, Senin (20/12/2021), emas berjangka jatuh 10,3 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.794,60 dolar AS, setelah naik 6,7 dolar AS atau 0,37 persen menjadi1.804,90 dolar AS pada Jumat (18/12/2021), dan melonjak 33,7 dolar AS atau 1,91 persen menjadi 1.798,20 dolar AS pada Kamis (16/12/2021).
"Anda mendapat risiko pada perdagangan karena ekuitas AS bangkit kembali setelah kerugian kemarin, dan dolar juga pulih bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS, semuanya sedikit menekan emas," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Tetapi "orang sedang membeli segala jenis penurunan yang mereka bisa" karena mereka khawatir tentang ketidakpastian termasuk pukulan ekonomi dari COVID-19 dan level 1.800 dolar AS tetap menjadi titik pivot utama untuk emas, Streible menambahkan.
Dolar AS menutup beberapa kerugiannya, sementara sentimen risiko pulih sebagian setelah aksi jual di pasar global.
Namun, logam mulia dapat memperoleh tawaran beli baru pada tahun 2022 jika ekspektasi inflasi tetap tinggi sementara imbal hasil nominal tetap tertekan,” kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap lonjakan besar harga konsumen (inflasi), tetapi kenaikan suku bunga dapat mengekang tekanan inflasi sementara juga mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Namun, "investor emas masih belum memiliki nyali untuk segala jenis kerugian, sebagaimana dibuktikan oleh kemunduran cepat baru-baru ini pada reli di atas 1.800 dolar AS," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA, menambahkan bahwa pihaknya tidak memiliki momentum untuk keluar dari perdagangan kisaran ketat saat ini.
Perdagangan juga tampak kurang bergairah karena investor bersiap untuk liburan Natal akhir pekan. Banyak pasar global, termasuk untuk logam mulia, akan ditutup pada Jumat (24/12/2021) untuk memperingati perayaan Natal.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 23,8 sen atau 1,07 persen, menjadi ditutup pada 22,529 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 1,4 dolar AS atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 927,80 dolar AS per ounce. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Menkominfo Ajak Operator Telekomunikasi dan Lembaga Penyiaran Gemakan Presidensi G20 Indonesia
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved