Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KURS dolar AS turun dari level tertinggi baru 16-bulan pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB (18/11). Mata uang euro tetap melemah karena investor menyesuaikan peluang pengetatan bank sentral di tengah meningkatnya tekanan harga, dengan Federal Reserve AS diperkirakan menaikkan suku bunga pada pertengahan 2022.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama rivalnya, tergelincir 0,101 persen menjadi 95,846, setelah sebelumnya menyentuh 96,266 untuk pertama kalinya sejak pertengahan Juli 2020.
Dibandingkan yen, greenback mencapai level tertinggi 4,5 tahun dan menguji level 1,12 dolar terhadap euro, dibantu oleh data penjualan ritel AS yang kuat dan komentar hawkish dari pembuat kebijakan Fed, yang kontras dengan komentar dovish dari kepala Bank Sentral Eropa (ECB).
“Pasar sekarang mulai memahami bahwa Anda akan memiliki tema-tema yang berbeda di valas,” kata Edward Moya, analis pasar senior di broker valas Oanda. "Saya pikir Anda berada dalam periode berombak ... Anda terus melihat pasar terpaku pada inflasi," katanya.
Pasar uang sekarang memperkirakan kemungkinan besar kenaikan suku bunga Fed pada Juni, diikuti oleh yang lain pada November. Data CME menunjukkan kemungkinan 50 persen kenaikan suku bunga 25 basis poin pada Juli 2022.
“Pasar berasumsi bahwa suku bunga utama akan dinaikkan pada paruh kedua tahun depan,” kata Antje Praefcke, ahli strategi valas di Commerzbank. "Bagi saya juga, dolar tetap merupakan 'beli saat penurunan' dalam jangka pendek."
Dolar melonjak pekan lalu setelah data menunjukkan harga-harga konsumen AS naik pada Oktober pada tingkat tercepat sejak 1990, dan momentum itu berlanjut hingga Selasa (16/11/2021) ketika sebuah laporan menunjukkan penjualan ritel bulan lalu naik lebih kuat dari yang diperkirakan.
Di tempat lain, data pada Rabu (17/11/2021) menunjukkan inflasi pada Oktober mencapai level tertinggi 10 tahun di Inggris dan level tertinggi 18 tahun di Kanada.
Pound naik ke level tertinggi satu minggu terhadap dolar dan tertinggi 21 bulan terhadap euro setelah data Inggris, yang mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Komite Kebijakan Moneter (MPC) bank sentral Inggris (BoE) pada awal bulan depan.
“Meskipun masih ada sejumlah anggota MPC yang mengambil posisi bahwa inflasi bersifat sementara, kartu sekarang tampaknya mendukung pergantian hawkish dari bank sentral pada Desember,” kata Giles Coghlan, kepala analis di HYCM.
Dolar Kanada melemah, karena angka inflasi sejalan dengan perkiraan, dan karena harga minyak turun, sebagian akibat dolar AS yang kuat.
Greenback naik sejauh 114,975 yen, level tertinggi sejak Maret 2017, sebelum mundur ke 114,135 yen. Euro terakhir turun 0,07 persen pada 1,1312 dolar.
Dalam mata uang kripto, bitcoin diperdagangkan sekitar 60.000 dolar AS, setelah turun di bawah level itu pada Selasa (16/11/2021) untuk pertama kalinya bulan ini. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Industri Keuangan Syariah Global Diproyeksikan Mencapai US$ 4,94 Triliun Pada 2025
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved