Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DOLAR AS menguat pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB (5/11), karena investor mengatur ulang ekspektasi kebijakan moneter. Khususnya setelah Federal Reserve mengulangi bahwa pihaknya melihat inflasi tinggi sebagai sementara. Bank sentral Inggris (BoE) juga membuat pasar lengah dengan mempertahankan suku bunga stabil, mengirim sterling tergelincir.
BoE mengatakan sebagian besar anggota kebijakannya masih berpikir "ada nilai sedang menunggu" lebih banyak data di pasar tenaga kerja.
The Fed mengumumkan pada Rabu (3/11) pemotongan bulanan 15 miliar dolar AS menjadi 120 miliar dolar AS dalam pembelian aset bulanan, tetapi Ketua Jerome Powell mengatakan dia tidak terburu-buru untuk menaikkan biaya pinjaman.
Juga pada Rabu (3/11), Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mendorong kembali sepekulasi pasar untuk kenaikan suku bunga paling cepat Oktober mendatang dan mengatakan sangat tidak mungkin langkah seperti itu akan terjadi pada 2022.
"Pasar benar-benar harus mengatur ulang dirinya sendiri sejauh seberapa cepat beberapa bank sentral utama ini akan mengetatkan kebijakan," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda.
Sementara The Fed mungkin masih tertinggal dari beberapa rekan-rekannya dalam menaikkan suku bunga, kebijakan akomodatifnya akan memacu pertumbuhan ekonomi dan melanjutkan tema luar biasa Amerika keluar dari pandemi, mendukung greenback, katanya.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya berayun kembali dari terendah 93,80 tak lama setelah pengumuman Fed pada Rabu (3/11) ke 94.327 pada Kamis (4/11) pukul 15.30 waktu setempat.
"Saya pikir kebanyakan orang akan mencari penurunan untuk membeli dolar," kata Kit Juckes, ahli strategi makro di Societe Generale.
Kurangnya penurunan suku bunga BoE mengirim sterling, yang awalnya memimpin kenaikan terhadap dolar setelah The Fed, jatuh. Sterling terakhir merosot 1,33 persen pada 1,3502 dolar AS, level terendah versus greenback sejak 1 Oktober, bahkan ketika bank sentral Inggris mempertahankan prospek kebijakan moneter yang lebih ketat.
"Keputusan suku bunga BoE jauh lebih berdampak di pasar valas daripada keputusan FOMC," kata Kathy Lien, direktur pelaksana di BK Asset Management.
"The Fed memberi pasar banyak waktu untuk mendiskon tapering. Mereka sangat efektif dalam panduan ke depan mereka. Bank sentral Inggris, di sisi lain, telah hawkish dan fakta bahwa mereka tidak memberikan hawkishness hari ini bertentangan dengan harapan pasar," katanya.
Euro, dengan ECB terlihat jauh di belakang bank sentral utama lainnya dalam pengetatan, merosot serendah 1,1528 dolar AS, terlemah sejak 12 Oktober, ketika mata uang bersama mencapai level terlemah sejak akhir Juli 2020, di 1,1522 dolar AS. Euro terakhir turun 0,57 persen terhadap dolar di 1,1546 dolar AS.
Dolar Aussie kehilangan 0,62 persen menjadi 0,7402 dolar AS, tergelincir lebih jauh dari Selasa (2/11) ketika bank sentral Australia mengadopsi nada dovish pada pertemuan utamanya.
Di dunia mata uang kripto, bitcoin turun 2,69 persen pada 61.236,61 dolar AS, setelah sebagian besar diperdagangkan menyamping sejak mencapai tertinggi sepanjang masa di atas 67.000 dolar AS bulan lalu.
Ether, uang kripto terbesar kedua, turun 2,75 persen pada 4.480,34 dolar AS, setelah mencapai rekor tertinggi 4.670,81 dolar AS pada Rabu (3/11). (Ant/OL-13)
Baca Juga: Turun Dua Hari, Saham Inggris Berbalik Menguat
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved