Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Banyak Perusahaan Dikhawatirkan Tutup Permanen Imbas Banjir

Insi Nantika Jelita
21/2/2021 16:16
Banyak Perusahaan Dikhawatirkan Tutup Permanen Imbas Banjir
Perusahaan tutup(Ilustrasi)

EKONOM Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira berpendapat, bencana banjir yang merendam wilayah Jabodetabek sejak Sabtu (21/1), akan berdampak pada penutupan perkantoran.

Terlebih katanya, saat ini dalam masa perpanjangan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro yang mempengaruhi kegiatan dunia usaha.

Bhima mencatat, mobilitas masyarakat ke pusat perbelanjaan masih negatif -23%, sementara ke perkantoran turun -31% per 16 februari 2021.

"Kalau masyarakat turun belanjanya, maka banyak sektor usaha yang awalnya tutup temporer, bisa banyak yang permanen. Disisi lain belanja pemerintah porsinya cuma 9 sampai 9,5% dari total PDB (2020), jadi tidak banyak membantu," ungkap Bhima kepada Media Indonesia, Minggu (21/2).

Bhima menilai, banjir yang terjadi di Jabodetabek berefek besar, mulai dari distribusi barang yang diyakini dapat terhambat dan berisiko meningkatkan inflasi pangan. Plus, lanjutnya, aktivitas di kawasan industri yang akan turun tajam.

Selain itu, dia menyebut, pengiriman barang akan tertunda dan mempengaruhi kinerja ekspor. Juga dikhawatirkan akan menurunkan produktivitas manufaktur sepanjang kuartal I 2021.

"Disisi lain ada PPKM yang hambat mobilitas masyarakat ke tempat perbelanjaan," imbuh Bhima.

Baca juga : Relaksasi DP 0%, Tak Didukung dengan Daya Beli Masyarakat

Dia mendorong pemerintah segera memitigasi bencana banjir dan memastikan bantuan sosial dilaksanakan lebih cepat dengan alokasi penerima yang ditambah.

Terpisah, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Ketenagakerjaan Bob Azam juga mengungkapkan, dampak banjir menyebabkan perusahaan industri di Bekasi, misalnya, terhambat.

"Lebih dari setengah perusahaan yang berlokssi di Karawang, Bekasi, terdampak. Data lebih jelasnya masih kami himpun. Yang jelas, banyak pabrik yang terendam air," beber Bob.

Dampak tersebut, lanjutnya, mengganggu kinerja produksi pabrik dan usaha lainnya. Selain itu, perumahan yang terendam pun bakal menambah beban pekerja untuk melakukan renovasi atau pembenahan tempat tinggalnya yang ditimpa banjir.

"Sebaiknya kawasan industri dan pemukiman ditata lebih baik lagi oleh pemerintah, terutama sungai, drainase dan bendungan. Karena ini berpengaruh sekali pada jutaan pekerja," pungkas Bob. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya