Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) bekerja sama dengan China Petroleum Pipeline Engineering, Co. Ltd (CPP) melanjutkan pengembangan fasilitas penunjang kilang minyak di Lawe-Lawe, Kalimantan Timur.
Direktur Operasi II Hutama Karya Novias Nurendra menuturkan hingga Oktober 2020, progres pengerjaan ini adalah finalisasi pekerjaan engineering, pengadaan material kritis dan long lead equipment serta persiapan konstruksi .
“Saat ini fokus kami adalah menyelesaikan pekerjaan engineering dan melakukan pengadaan material penting seperti onshore dan offshore pipeline 20 inch untuk memulai konstruksi di bulan Desember 2020," ungkap Novias dalam keterangan resminya, Kamis (19/11).
Ia menyebut, target terdekat proyek tersebut ialah penyelesaian Transfer Line 20 inch yang direncanakan selesai pada Juni 2021.
Novias menyampaikan penerapan protokol pencegahan covid-19 di lapangan diawasi secara ketat oleh tim Quality, Health, Safety, Security & Environment (QHSSE) Hutama Karya.
Seperti ada pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki area kerja, penggunaan masker dan penyediaan tempat cuci tangan di area mess pekerja dan area kerja, pembatasan jarak antara rekan kerja minimal 2 meter, penyemprotan disinfektan rutin di area mess, dan lainnya
“Selama masa pandemi covid-19, masih tetap ada risiko kesehatan bagi para pekerja di lapangan. Namun di sisi lain, proyek harus tetap berjalan. Oleh karena itu, kami menerapkan protokol kesehatan dalam bekerja," kata Novias.
Baca juga: Kelanjutan Kasus Kondensat, Polisi Sita Kilang Minyak TLI
Ia menerangkan proyek yang dimulai sejak Oktober 2019 ini mencakup pengembangan fasilitas penunjang kilang minyak di Lawe-Lawe. Cakupan pekerjaan yang dilakukan oleh Hutama Karya yakni pengerjaan pipeline onshore dan offshore dengan diameter 20 inch, fasilitas terminal seperti steam generation, cooling system dan penunjang lain.
Novias menambahkan cakupan yang dikerjakan oleh CPP sendiri yakni Single Point Mooring (SPM), Pipeline End Manifold (PLEM), pipeline onshore dan offshore yang dengan diameter 52 inch serta crude oil tank.
Menurutnya, pengembangan fasilitas ini dilakukan seiring dengan meningkatnya kebutuhan minyak mentah di Indonesia, yang mendorong Pertamina meningkatkan kapasitas penyimpanan yang ada di RDMP RU V - Balikpapan.
“Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan seiring dengan peningkatan kapasitas produksi RU V - Balikpapan menjadi 360 Million Barrel Steam per Day (MBSD)," pungkas Novias.(OL-5)
Sumur-sumur di Indonesia sekarang sudah lebih banyak air dibandingkan dengan minyak.
Wilayah Kerja Hulu Migas yang dioperasikan Pertamina, produksi minyak pada 2022 337 ribu barel per hari, menjadi 339 ribu barel per hari pada 2023
Kinerja positif hulu migas Pertamina tersebut, tentu memiliki dampak besar. Tidak hanya pada pencapaian target lifting migas dalam APBN, tetapi juga terhadap indikator makro ekonomi.
PHR sudah menyerahkan kepada Pemprov Riau melalui PT Riau Petrolium Rokan (RPR) sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Desember 2023.
PT Pertamina melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa warga yang tinggal di sekitar kilang tidak terdampak oleh insiden kebakaran yang terjadi di Kilang Pertamina Balikpapan
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menyebut telah berhasil meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) hampir dua kali lipat menjadi 160 ribu barel
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved