Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Menristek Sebut Dampak Nyata dari Pandemi di Bulan September

M Iqbal Al Machmudi
26/8/2020 12:08
Menristek Sebut Dampak Nyata dari Pandemi di Bulan September
Petugas Kantor Pos menyerahkan bukti verifikasi pemberian bantuan sosial tunai (BST) kepada warga penerima manfaat(ANTARA FOTO/Asep F)

MENTERI Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menilai dampak paling nyata dari pandemi covid-19 terjadi di bulan September karena jumlah angka kemiskinan bisa dipastikan akan naik, namun yang dikhawatirkan lonjakannya terlalu tinggi dibandingkan bulan Maret yang naik 26,42%.

"Kita masih menanti data dari Badan Pusat Satistik (BPS), bulan September sebagai indikator yang paling nyata dampak kemiskinan dan ketimpangan akibat pandemi," kata Bambang saat webinar Kebijakan Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan Strategi Pemulihan Pasca Pandemi yang diadakan LIPI, Rabu (26/8).

Untuk menjaga agar perekonomian Indonesia di kuartal III ini tidak terkontraksi dalam, maka yang harus didukung dan perhatikan adalah kelompok masyarakat dengan penghasilannya terendah atau paling rentan. Sehingga jika kelompok tersebut dijaga maka bisa menjaga inklusivitas dari pembangunan.

Karena itu, bantuan atau stimulus yang diberikan pemerintah harus tepat sasaran sesuai dengan target terutama kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah. Untuk menjaga inklusivitas pembangunan maka harus menjaga inklusivitas keuangan.

"Inklusivitas keuangan sendiri masih menjadi tantangan, baru 76% penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai akun perbankan. Artinya masih ada 24% yang belum punya akun dan terisolir dari jasa keuangan apalagi ini adalah saat terbaik untuk menyelesaikan inklusivitas keuangan dan pembangunan," jelasnya.

Baca juga: Indonesia-Singapura Bahas Penguatan Kerja Sama di Tengah Pandemi

Selain itu, Bambang menyebutkan masyarakat harus waspada terhadap potensi pertumbuhan pada triwulan III agar tidak tumbuh negatif seperti kuartal II yang mencapai minus 5,32%.

"Yang membuat ekonomi Indonesia terkoreksi ialah konsumsi rumah tangga yang seharusnya berkontribusi 58% terhadap perekonomian Indonesia namun terkoreksi cukup dalam sampai minus 5,51%," ujar Bambang.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan kuartal II yang mengalami kontraksi merupakan titik terendah. LIPI melihat kontraksi terjadi merupakan hal yang wajar karena terjadi disrupsi secara demand dan supply sehingga diperlukan sinergi elemen bangsa bangkit dari keterpurukann dari wabah covid.

"Bangkit bukan hanya dari ekonomi tapi dari seluruh unsur yang berkelanjutan sehingga bisa bangkit bersama-sama," ucap Tri Handoko.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya