Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
INDEKS harga saham gabungan IHSG pada perdagangan Rabu (13/2) kemarin ditutup melemah. IHSG ditutup melemah di level 6.419,11 (-0,11%), pelemahan didorong oleh sektor Finance (-0,87%) dan sektor Infrastruktur (-0,74%).
Pelemahan diakibatkan minimnya sentimen yang mampu mendorong pergerakan. Di sisi lain tercatat investor asing melakukan penjualan bersih Rp1,38 Triliun.
Bursa Amerika Serikat ditutup menguat. Dow Jones ditutup 25.543,27 (+0,46%), NASDAQ ditutup 7.420,38 (+0,08%), S&P 500 ditutup 2.753,03 (+0,3%).
Penguatan didorong oleh optimisme investor yang berharap Tiongkok dan AS akan segera mencapai kesepakatan dagang. Presiden Donald Trump, pada hari selasa mengatakan ia terbuka untuk melonggarkan tenggat waktu bisa China dan AS dapat mencapai kesepakatan dagang.
Presiden Tiongkok Xi Jinping akan bertemu delegasi AS hari jumat di sela-sela perundingan dagang tingkat tinggi yang dimulai senin lalu oleh perundingan tingkat wakil menteri.
"IHSG diprediksi melemah dengan resistance di kisaran 6,482- 6,450 dan Support pada kisaran 6,392-6,366," ujar analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, Kamis (14/2).
Baca juga: OJK Tindak Tegas Tekfin Ilegal
Sebelumnya PT Mandiri Manajemen Investasi juga memproyeksikan aksi jual bersih (net sell) investor asing di pasar modal masih akan berlanjut tahun ini. Namun besaran net sell diprediksi tidak sekencang tahun lalu.
Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan tahun lalu net sell asing mencapai Rp 50,75 triliun di pasar saham tanah air, dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 2,54%.
Portfolio Manager Mandiri Manajemen Investasi Aldo Perkasa menilai masih ada peluang arus modal asing bakal kembali masuk ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, meskipun saat ini aksi jual masih terjadi. Hal itu dipengaruhi dari sikap bank sentral Amerika Serikat, The Fed yang mulai melunak.
"Secara historis, dana asing itu 2 tahun sudah keluar Rp 90,62 triliun total, sekarang ini baru masuk Rp 25 sampai Rp30-an triliun. Apakah asing masuk semua. Saya belum bisa jawab, karena itu tergantung faktor makroekonomi dan lain lain," kata Aldo kepada wartawan dalam acara Market Outlook 2019 di Jakarta, Rabu (13/2).
Data BEI, net sell tahun lalu sebesar Rp 50,75 triliun, lebih tinggi dari aksi jual pada 2017 sebesar Rp 39,87 triliun.
Menurut Aldo, kondisi aksi jual investor asing selama dua tahun berturut-turut tentu patut diwaspadai. Sebab, hal ini bisa menjadi pertanda bahwa investor sudah tak lagi melirik Indonesia sebagai destinasi untuk berburu saham.
Pekan ini, perusahaan sekuritas global Credit Suisse menurunkan rekomendasi terhadap pasar saham Indonesia menjadi 10% underweight (mengurangi bobot) dari sebelumnya 20% overweight (menambah bobot) karena penguatan signifikan pasar saham domestik sejak Mei 2018.
Ada sejumlah alasan Credit Suisse menurunkan rekomendasi atas pasar saham Indonesia, di antaranya, Pasar saham Indonesia sudah jenuh beli (overbought) dan jenuh dimiliki (over-owned) dibanding posisinya secara historis. Saham Indonesia juga dinilai ditransaksikan pada valuasi premium yang sudah tidak menarik (sudah mahal).
Meski dibayangi net sell, Aldo meyakini, potensi arus modal masuk ke Indonesia atau net buy masih tinggi. Sebab, imbal hasil obligasi di Indonesia cukup tinggi, sehingga dinilai tetap menarik bagi investor.
"Asing, kami pikir kemungkinan buat masuk masih ada, apalagi dilihat dari yield bond kita sekarang spread cukup menarik," tuturnya. (OL-3)
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
Skema full periodic call auction (FCA) dianggap rugikan para investor saham ritel
HINGGA April 2024, BEI mengumumkan daftar 41 emiten yang berisiko dihapus pencatatannya dari bursa saham. BEI melaporkan bahwa 41 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari 6 bulan.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (25/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved