Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HINGGA April 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan daftar 41 emiten yang berisiko dihapus pencatatannya dari bursa saham atau delisting. BEI melaporkan bahwa 41 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari 6 bulan.
Di samping itu, memasuki pertengahan tahun 2024, terdapat beberapa perusahaan melakukan banyak aksi korporasi yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham, mulai dari merger & akuisisi, pembagian dividen, buyback saham, delisting, hingga right issue.
Rights issue merupakan langkah bagi beberapa emiten agar bisa mendapat pendanaan murah untuk menunjang kebutuhan ekspansi di tengah era suku bunga yang cukup tinggi pada tahun 2024.
Baca juga : 99,69% Investor Lokal Dominasi Pasar Modal RI, Peluang Emas untuk Pemodal Asing
"Investor ritel diingatkan agar bijak memperhatikan tujuan dari right issue, karena right issue memberikan sentimen yang cenderung negatif berupa ‘delusi kepemilikan saham’. Penurunan kepemilikan saham ini menyebabkan penurunan porsi dividen yang akan diterima nantinya," kata Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati, Selasa (28/5), melalui keterangan yang diterima.
Sinarmas Sekuritas mengajak para retail investor untuk menganalisis bagaimana dampak aksi korporasi tersebut terhadap pergerakan harga saham investor.
Ike menggarisbawahi pentingnya para investor retail untuk jeli dalam memantau berbagai aksi korporasi atau potensi terjadinya delisting terhadap saham yang mereka miliki.
Baca juga : Pasar Modal Indonesia Masih Kompetitif. Ini Alasannya
"Kami mengingatkan pentingnya para investor retail untuk melihat saham-saham yang tengah memiliki agenda untuk melakukan rights issue, pantau bagaimana kondisi sahamnya sebelum dan setelah aksi korporasi tersebut," kata Ike.
Selain itu investor retail juga bisa cermat melihat berbagai emiten yang tengah hangat diperbincangkan antara lain peluang merger dan akuisisi.
"Seperti perkembangan negosiasi FREN dan EXCL ataupun PTRO-CUAN. Serta tidak ketinggalan isu NCKL yang berencana mengakuisisi tambang nikel baru," kata Ike.
Sinarmas Sekuritas menyarankan agar investor retail tetap up-to-date dengan informasi tentang saham-saham yang berisiko delisting. Ini akan membantu para investor untuk merencanakan investasi mereka dengan lebih bijaksana sesuai dengan tujuan dan risiko yang mereka hadapi. (Try/Z-7)
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
EMITEN tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel menetapkan pembagian dividen tunai tahun buku 2023 sebesar Rp1,6 triliun.
Kondisi pasar saham di pertengahan 2024 akan terbantu oleh kinerja keuangan emiten seiring dengan musim pengumuman laporan keuangan emiten periode Juni sebulan ke depan.
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini sebagian besar (76,64%) akan digunakan untuk investasi dan belanja modal Perseroan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved