Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PASAR saham Asia akan diperdagangkan bergelombang pada Jumat (6/7), beberapa jam menjelang tenggat waktu AS memberlakukan tarif pada impor produk-produk Tiongkok yang telah mengguncang pasar keuangan dalam beberapa pekan terakhir karena investor khawatir hal itu dapat memicu perang perdagangan global penuh.
Pada Kamis (5/7), Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat akan mulai memungut tarif pada impor dari Tiongkok senilai US$34 miliar pada pukul 24.01 waktu Washington (04.01 GMT) pada Jumat, dan memperingatkan bahwa putaran berikutnya dapat melihat tarif dikenakan pada lebih dari US$500 miliar barang-barang.
"Risiko bahwa eskalasi lebih lanjut menghambat pertumbuhan telah menjaga beberapa investor berhati-hati," kata analis ANZ dalam catatan Jumat (6/7).
Sengketa perdagangan Tiongkok-AS telah mengguncang pasar keuangan termasuk saham, mata uang dan perdagangan global komoditas dari kedelai hingga batu bara selama beberapa minggu terakhir.
Keuntungan semalam dalam ekuitas Eropa dan AS, bagaimanapun, memberikan beberapa kenyamanan untuk memulai perdagangan Asia.
Indeks MSCI yang lebih luas dari saham Asia Pasifik di luar Jepang, naik tipis 0,05%, dengan beberapa dukungan dari kenaikan awal saham Korea dan Australia.
Indeks saham Nikkei Jepang dibuka 1,1% lebih tinggi setelah ditutup di tingkat terendah tiga bulan pada Kamis (5/7), sementara saham Australia naik 0,2%. Indeks Kospi Seoul naik tipis 0,2%.
Dalam sesi Wall Street pada Kamis (5/7), Dow Jones Industrial Average naik 0,75%, S&P 500 bertambah 0,86%, dan Nasdaq Composite menguat
1,12%.
Saham-saham AS dan Eropa didorong oleh data ekonomi yang meyakinkan dari Jerman, dan ketika saham-saham produsen mobil melonjak, dengan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia akan kembali menurunkan tarif Uni Eropa pada impor mobil AS setelah Washington menawarkan untuk memangkas tarif yang diancamkan pada mobil-mobil Eropa.
Namun risalah yang baru dirilis dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve AS pada 12-13 Juni, menunjukkan para pembuat kebijakan membahas apakah resesi sudah mengintai, dan menyatakan kekhawatiran ketegangan perdagangan global dapat memukul ekonomi yang oleh sebagian besar ukuran-ukuran tampak kuat.
Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun tercatat pada 2,8364%. Imbal hasil pada surat utang dua tahun, yang naik karena ekspektasi para pedagang terhadap suku bunga Fed yang lebih tinggi, menyentuh 2,5527 persen dibandingkan dengan penutupan 2,561%.
Emas, yang sensitif terhadap kenaikan suku bunga, datar. Spot emas diperdagangkan pada US$1.257,63 per ounce.
Dolar sedikit melemah terhadap yen, jatuh 0,1% menjadi 110,54. Mata uang tunggal naik tipis di 1,1694 dolar, sementara indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam rival utama, turun 0,1% menjadi 94,365.
Harga minyak naik setelah jatuh karena data pemerintah AS menunjukkan lonjakan tak terduga dalam stok minyak mentahnya. Minyak mentah AS naik 0,2% pada US$73,08 per barel. Minyak mentah Brent juga 0,2% lebih tinggi pada US$77,52 per barel. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved