Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PROSES penyaluran bantuan sosial (bansos) yang dilakukan para pejabat pemerintahan, termasuk Presiden Joko Widodo, kembali menuai kontroversi. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang juga Ketua Umum PAN mengeklaim bantuan sosial yang dibagi-bagikan pemerintah merupakan andil Jokowi.
Sebagai ucapan terima kasih kepada Jokowi, Zulhas pun kemudian mengajak masyarakat agar memilih Gibran Rakabuming Raka yang merupakan anak Jokowi pada Pilpres 2024. Selain itu, Wakil Ketua TKN Prabowo Subianto-Gibran tersebut berargumen pendistribusian bansos tidak boleh ditunda karena kesulitan yang tengah dihadapi masyarakat.
Pernyataan Zulhas tentu saja membuat banyak kalangan, baik politisi maupun nonpolitisi, meradang. Sebut saja capres Anies Baswedan, politikus PDI Perjuangan Arya Bima, hingga Alissa Wahid, putri Presiden Abdurrahman Wahid. Mereka secara keras mengingatkan terkait klaim Zulhas itu dengan menegaskan bahwa bansos maupun BLT yang disalurkan Jokowi dan elite-elite pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2 merupakan uang APBN dari rakyat Indonesia.
"Bansos itu dibeli dengan uang pajak. Uang pajak itu didapat dari rakyat Indonesia. Bansos itu dari rakyat Indonesia yang sudah bisa bayar pajak kepada mereka yang belum sejahtera," tegas Anies Baswedan.
Pernyataan para tokoh publik tersebut hanya menguatkan bahwa bansos maupun BLT yang dibagi-bagikan saat ini dan tahun-tahun sebelumnya bukan karena kebaikan satu-dua pejabat. Apalagi, pada awal memerintah di periode pertama, Jokowi pernah mengkritik bansos. Kata Jokowi waktu itu, bantuan sosial dalam bentuk uang tunai membuat rakyat manja dan tidak mendidik.
Sebenarnya pembagian bansos dan BLT kepada masyarakat miskin bukan sesuatu hal yang haram. Apalagi, daya beli masyarakat saat ini begitu lemah karena sejumlah hal, termasuk kekurangkreatifan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan baru.
Tentu, pembagian bansos dan BLT bagaikan seteguk air di tengah rasa dahaga masyarakat akan kesejahteraan dan kehidupan yang layak.
Dipastikan BLT El Nino, bansos beras, bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Nontunai (BPNT), dan Program Indonesia Pintar yang bakal digulirkan pemerintah pada tahun ini merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi publik luas.
Yang dipersoalkan ialah penyaluran bansos ini justru dimanfaatkan elite politik penguasa sebagai alat tukar kekuasaan untuk ajang elektoral Pilpres 2024. Bahkan, para elite ini memunculkan kesan bansos bakal dihapus apabila capres tertentu tidak terpilih pada pilpres nanti. Ini tentu menyesatkan publik.
Para elite seharusnya sadar, dengan semakin banyaknya alokasi bansos yang dialirkan pemerintah, justru semakin menunjukkan apabila pemerintahan ini tidak kreatif mengatasi persoalan kemiskinan dengan membuka lapangan pekerjaan. Pemerintah saat ini justru terkesan semakin memelihara kemiskinan.
Kalaupun Jokowi dan elite-elite pendukung Prabowo-Gibran ingin bansos dan BLT segera disalurkan, biarlah Kementerian Sosial dengan jajarannya yang mengurus langsung distribusinya. Menteri Sosial Tri Rismaharani yang paling bertanggung jawab dalam pengalokasian bansos ini malah seperti tidak terihat batang hidungnya.
Seharusnya Presiden bertugas mengatasi kemiskinan secara makrostruktural, bukan sampai membagi-bagikan bansos langsung hingga ke warga. Jokowi juga tak perlu khawatir Menteri Risma memolitisasi bansos. Kecuali, sejak awal penyaluran bansos ini memang dirancang demi meningkatkan elektabilitas calon yang amat dekat dengan kekuasaan ketimbang menjadi jaring pengaman sosial bagi masyarakat miskin.
PANITIA Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah kunci
Namun, seruan Menko Polhukam itu bak membuka kembali lembaran-lembaran pelanggaran yang terjadi pada masa lalu.
VONIS bebas terdakwa Gregorius Ronald Tannur telah mencederai pemenuhan hak atas keadilan korban Dini Sera Afrianti beserta keluarga.
SETELAH menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KPU RI sejak 4 Juli 2024, Mochammad Afifuddin resmi menjadi Ketua KPU RI definitif periode 2022-2027 mulai kemarin.
SEBARAN racun judi daring atau judi online (judol) kian mengerikan.
HARUS tegas dikatakan bahwa tekad bangsa ini untuk memberantas korupsi berada di ambang gawat darurat.
PERIODE Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masa bakti 2019-2024 tinggal hitungan bulan lagi.
SEMAKIN dekat pada pemilihan umum, rakyat negeri ini sudah biasa melihat manuver politik yang makin menjadi. Lawan menjadi kawan, begitu pula sebaliknya.
ADA pepatah populer bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Dari usaha yang keras akan dipanen hasil yang memuaskan.
FRASA gotong royong kembali dipakai untuk menjadi dalih dan alasan bagi negara untuk mengutip uang dari rakyat.
PROGRAM makan siang gratis merupakan janji politik pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sedari awal membetot perhatian.
PRESIDEN Joko Widodo melantik tiga wakil menteri sekaligus untuk membantu kerja menteri-menteri bidang ekonomi, kemarin.
PEMILIHAN kepala daerah (pilkada) akan digelar serentak pada November mendatang, dari wali kota, bupati, hingga gubernur.
MASYARAKAT Indonesia terpotret semakin permisif terhadap perilaku korupsi. Perbuatan lancung yang dahulu dianggap tabu itu perlahan-lahan mulai dianggap biasa dan ditoleransi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved