Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Hati-Hati dengan Amin

Ronal Surapradja
29/5/2019 03:20
Hati-Hati dengan Amin
Ronal Surapradja(MI/PERMANA )

BERULANG tahun itu artinya seharian telepon seluler kita akan terus berbunyi menandakan ada pesan atau telepon masuk. Tujuannya tentu saja mengucapkan selamat dan berdoa untuk kebaikan saya.

Di usia kepala empat ini saya rasakan kado dalam bentuk barang menjadi semakin tidak penting. Kado dalam bentuk ucapan doa lebih saya butuhkan. Banyaknya doa membuat saya merasa beruntung disayang banyak orang, hehe.

Perkataan adalah doa. Kita sebagai manusia sering kali didoakan dan mendoakan orang lain. Doa tersebut kita sampaikan bisa langsung ucapan dari mulut kita, atau melalui berbagai media, seperti SMS, Whatsapp, komentar di Instagram, dan mention di Twitter.

Baca juga : Tong Kosong Nyaring Bunyinya Peribahasa Terpopuler di Indonesia

Setelah didoakan atau mendoakan, biasanya sebagai wujud respons agar doa dikabulkan Tuhan kita mengamininya dengan diucapkan atau dituliskan. Sayangnya, banyak yang tidak tahu atau mungkin tidak sadar tulisan kata untuk mengamini itu belum benar.

Arti Amin
Ada yang menulis ‘Amin, Aamin, Amiin, dan Aamiin.’ Memang mirip sih secara tulisan, tapi jika diucapkan, terlebih jika tahu artinya, empat kata tadi sangatlah berbeda.

‘Amin’ artinya aman tenteram, ‘aamin’ artinya meminta pertolongan, ‘amiin’ artinya jujur, tepercaya, sedangkan ‘aamiin’ artinya kabulkanlah doa kami. Sebetulnya tidak ada arti yang jelek, tapi tentu saja dalam konteks menjawab doa yang paling tepat ialah ‘aamiin’.

Baca juga : Menjadi Komisaris

Dalam setiap salat berjemaah di masjid ataupun di lapangan saat salat id, momen serentak mengucap ‘aamiin’ selalu membuat saya merinding. Saat semua mengucap, “Aamiin, Ya Allah kabulkanlah doa kami” menjawab imam selesai membaca doa yang terkandung dalam Al-Fatihah. Semacam ada getaran misterius yang menembus relung hati meruntuhkan pertahanan keakuan sebagai makhluk.

Tentang mengucap ‘aamiin’, saya punya pengalaman lucu. September 2016 untuk pertama kalinya saya salat id di luar negeri, sendirian pula. Pasalnya, malam sebelumnya saya menonton konser Elvis Costello di Esplanade Singapura. Beruntung saya bertemu dengan orang Indonesia lainnya dalam perjalanan menuju masjid.

Seperti biasa ketika imam selesai membaca Al-Fatihah, kami pun menjawab ‘aamiin’ dengan lantang.

Baca juga : Hemat tapi Sesat

Ternyata di masjid besar itu hanya kami berdua yang mengucapkan ‘aamiin’ dengan keras. Jemaah lain entah menjawab dengan pelan, menjawab di dalam hati atau bisa jadi diam, yang saya ingat kami berdua merasa kikuk berada di sana, hehe.

Keutamaan bacaan Amin
Saya baca dari beberapa literatur selain sudah menjadi kebiasaan karena diajarkan sejak kecil, ada beberapa keutamaan membaca ‘aamiin’ ketika salat berjemaah. Pertama, menjadi sebab terampuninya dosa apabila ucapan ‘aamiin’ itu bersamaan dengan ‘aamiin’-nya para malaikat. Kedua, menjadi sebab terkabulnya doa.

Semoga kita tidak salah lagi dalam mengucap atau menulis ‘aamiin’ untuk menjawab sebuah doa, bukan ‘amin’, ‘aamin’, atau ‘amiin’.

Baca juga : Momen Medali Emas

Bagaimana dengan ‘amien’, karena ada juga yang suka menulis seperti itu kan? Penasaran saya googling. Hasilnya menyarankan sebisa mungkin untuk dihindari karena ucapan ‘amien’ ini lazim diucapkan oleh penyembah berhala. Wallahualam. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya