Serunya Kisah Nabel dan Raja Laut

PARA Sobat Medi ini serius mendengarkan cerita raja laut yang ingin melindungi laut dari gangguan manusia yang akan merusak ekosistem. Mereka dengan saksama memperhatikan gerak gerik dan akting dari pemeran cerita yang silih berganti mendongeng dengan kostum yang unik pula. Penasaran bagaimana keseruannya?

Greenpeace Indonesia kembali menyelenggarakan Festival Laut dengan tema Aku Cinta Laut Indonesia di Taman Krida Loka Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (8/10). Festival laut ini diselenggarakan guna meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya menghentikan pencemaran sampah plastik dan mendukung perikanan berkelanjutan demi masa depan.

Untuk mengajak anak-anak mencintai laut, penyelenggara menghadirkan acara mendongeng dengan cerita tentang kerajaan laut yang diusik manusia tidak bertanggung jawab. Manusia dalam cerita tersebut menangkap ikan dengan cara merusak laut dengan menggunakan racun dari sebuah bunga. Dalam cerita tersebut, para pendongeng mengajak para Sobat Medi berinteraksi dan membantu jalannya cerita sehingga anak-anak tidak merasa bosan dengan cerita tersebut. Tidak hanya anak-anak yang tertarik dengan cerita tersebut, para orangtua yang mendampingi anak-anak juga antusias melihat dan mendengarkan cerita yang dibawakan Winson The Story Telling Family.

Buku Nabel

Cerita tersebut menghadirkan tokoh Nabel sebagai tokoh utamanya. Dalam cerita ini, Nabel berperan sebagai seorang gadis kecil yang sedang berjalan-berjalan di pantai dan menemukan sebuah buku ajaib tergeletak di pantai. Dalam buku itu, terdapat mantra yang membawa Nabel masuk ke dunia laut.

Di dunia laut, Nabel berjumpa dengan raja laut yang sedang kesusahan dan meminta bantuan Nabel untuk menghentikan manusia yang merusak laut. Pembawaan yang lucu dan menghibur membuat anak-anak yang melihat cerita tersebut tidak ingin beranjak.

Berkreasi dengan mahluk laut

Sesaat sebelum story telling dimulai, anak-anak menikmati hiburan permainan di Kidszone. Namun, itu berupa kegiatan menggunting dan melipat menjadi permainan yang banyak diminati karena mereka merangkainya menjadi sosok aneka hewan laut.

Selain itu, mereka juga diperkenalkan dengan berbagai macam hewan laut yang ada di dalam lembaran kertas yang akan mereka gunting. Tentu saja dengan cara tersebut anak-anak diajak untuk mengenal hewan-hewan laut apa saja yang sudah terancam punah.

"Kita mengadakan festival laut di taman Krida loka ini untuk memberikan ruang keluarga dan juga segmen anak-anak kepada masyarakat. Karena kita menyadari gaya hidup itu tidak bisa dirubah di satu generasi. Jadi di sini mereka bisa berinteraksi dengan komunitas-komunitas yang ada untuk mendapatkan informasi, " ujar Arifsyah Nasution selaku ketua penyelenggara.

Kehadiran panggung dongeng merupakan sebuah terobosan baru dalam kampanye menjaga lingkungan. Hal ini disebabkan penikmat dongeng atau cerita tidak hanya datang dari kalangan anak-anak. Remaja dan orang dewasa juga suka mendengarkan sebuah cerita yang memiliki makna mendalam tentang lingkungan. Dalam hal ini, menurut Arifsyah, penanaman konsep cinta lingkungan kepada anak-anak memerlukan strategi khusus. Untuk menyukseskan strategi tersebut, dia berharap di tahun selanjutnya bisa mengundang anak-anak sekolah mulai dari sekolah dasar hingga SMA. Datang lagi yuk! (Muhammad Kurniawan, Jurnalistik, Universitas Sumatera Utara/M-1)