Sayangi Laut, Lindungi Karang!

Gara-gara nelayan memakai bom ikan yang bukan cuma membunuh ikan, melainkan juga karang-karang di sekitarnya, penguasa laut pun murka. Laut yang semula kaya ikan dan tenang tiba-tiba didera badai hingga nelayan nakal yang mengebom itu pun terluka.

Karena sadar akan kesalahan mereka, nelayan pun menghadap Pak RT. Kali ini mereka berjanji menjaga kelestarian laut yang menjadi sumber rezeki warga di pesisir itu.

Para warga yang semuanya anak-anak itu ternyata sedang berada di panggung. Mereka sedang menampilkan pementasan Sandiwara Anak Kepulauan dengan judul Jaga Laut Kita.

Festival Lestari Anambas

Sandiwara Anak Kepulauan ini merupakan salah satu rangkaian dari puncak acara Festival Lestari Anambas yang diselenggarakan 14-16 Agustus lalu di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Riau. Festival itu memang ditujukan kepada masyarakat Anambas dengan misi meningkatkan kesadaran masyarakat akan kepedulian lingkungan dan pelestarian sumber daya perairan.

Ya, Kabupaten Kepulauan Anambas yang terdiri atas 225 pulau dengan luas wilayah 46.664,14 km2 memang memiliki 98,65% wilayah yang merupakan perairan dengan panjang garis pantai 1.128,57 km.

Anambas terletak di Laut China Selatan antara Malaysia Timur dan Barat serta Kalimantan. Kekayaan alam serta keindahannya bahkan disebut-sebut sebagai pulau tropis terindah nomor 1 di Asia Tenggara. Di dalam pulau ini terdapat banyak sekali gugusan pulau cantik.

Pentas anak-anak

Pada sandiwara yang dipentaskan pelajar SD dan SMP itu, dikampanyekan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Mereka membawakan cerita bertema konservasi dan isu lokal yang dikemas dalam bahasa dan budaya lokal.

Ya, Sobat Medi, kekayaan laut yang melimpah tentu harus kita jaga. Jangan sampai kita merusak biota laut dan ikan di Anambas, seperti ikan badut atau yang sering disebut ikan Nemo, lalu penyu, hingga ikan napoleon yang di tampilkan dalam sandiwara ini.

Ikan napoleon

Napoleon yang memiliki nama Latin Cheilinus undulatus atau disebut humphead maori wrasse merupakan jenis ikan karang yang memiliki ukuran tubuh paling besar daripada keluarga labridae atau ikan karang yang umumnya memiliki tubuh berwarna terang. Masyarakat setempat mengenal napoleon dengan nama ikan ketipas. Ikan ini banyak dibudidayakan warga setempat seperti di Desa Air Sena, Tarempa, Anambas.

Pada 1999-an, ikan ini menjadi raja para nelayan di Anambas. Para pembudi daya mengaku bisa meraup untung hingga ratusan juta rupiah karena harga jualnya yang tinggi, yakni mencapai S$180 Singapura per kilogram loh.

Mereka dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 2 meter dengan berat 190 kg. Penyelam sering menemukan mereka di sekitar terumbu karang di kawasan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dengan kondisi sangat jinak. Namun, akibat penangkapan ikan karang berlebih untuk perdagangan, ikan napoleon mengalami penurunan populasi di alam loh.

Pesan lainnya, menjaga dan melestarikan pesisir berarti melindungi kemampuan laut untuk menyerap karbon dioksida (CO2) yang cukup besar. Laut Indonesia saja bisa menyerap hingga 43,6% kadar karbon dioksida dunia. Yuk jaga laut kita, Sobat Medi! (Suryani Wandari/M-1)