Pelarian Tenang di Ibu Kota

Suasana tenang yang dipadu dengan cita rasa menjadi ciri khas tempat ini.

Di tengah keriuhan Ibu Kota, nyatanya tetap ada tempat-tempat yang laksana oase dengan ketenangan tak terbayangkan. Hal ini saya sadari ketika mengunjungi The Hermitage a Tribute Portfolio Hotel yang terletak di kawasan elite Menteng, Senin (14/8) siang. Hotel berbintang lima itu ialah bagian dari Starwood Hotels & Resorts.

Sekalipun berada di Jakarta, The Hermitage tidak berhadapan langsung dengan jalan raya. Alhasil, berbeda dengan kebanyakan hotel lain, tak tampak kemacetan khas Jakarta di sekeliling hotel itu. Hotel dengan arsitektur dari masa kolonial itu menjadi tempat pelarian yang sempurna di tengah kota.

Di hari ketika Jakarta sedang diguyur hujan dengan deras, saya sengaja mampir ke sana untuk mencicipi sunday brunch di L'Avenue, restoran bergaya Prancis yang ada di sana. Sejak 17 Juli 2016, mereka meluncurkan sunday brunch. Tema yang mereka usung ialah penganan internasional. Menariknya, di tangan Chef Francesco Greco, berbagai menu internasional justru dibuat dengan bahan-bahan segar dari berbagai pulau di Indonesia.

Kendati kapasitas L'Avenue Restaurant tidak demikian besar, hanya menampung 68 orang dan 12 pengunjung lain di ruang makan pribadi, nyatanya restoran itu memiliki banyak varian menu yang bisa jadi pilihan. Sebagai pembuka, saya memilih menghampiri salad bar yang menawarkan kesegaran. Pilihan saladnya banyak, ada green mango salad yang menyegarkan mata dengan rasa masamnya, ada german potato salad, greek style salad, juga thai lemongrass skewers.

Selanjutnya, saya memilih beef brisket wellington. Fillet daging sapi yang terbungkus oleh pastry secara tak terduga ternyata amat kaya rasa. Daging di dalamnya lembut berbumbu, sementara pastry di luarnya menawarkan kerenyahan. Perbedaan tekstur itu amat menggoda lidah.

Di bagian lain, saya menemukan piza dan berbagai jenis roti, seperti garlic naan bread dan rosemary focassia. Pizza basil pesto yang tampak serbahijau dengan lembaran daun segar di atasnya menggoda saya. Piza yang didominasi warna hijau itu terkesan sangat menyehatkan. Rasanya gurih, ada irisan keju tipis di atasnya.

Bila Anda mencari yang lebih segar, ada berbagai hidangan laut yang disajikan di atas es. Ada juga pilihan sushi. Di sisi lain, ada live station yang menyajikan semua tipe daging dengan tekstur lembut, termasuk daging sapi, ayam, ikan, babi, juga aneka pasta, dan mi.

Lokal

Kendati temanya hidangan internasional, Anda juga akan menemukan beberapa menu Tanah Air. Termasuk di antaranya ikan snapper gaya Indonesia, satai lilit bali, dan sop iga. Terkait hal ini, Chef Francesco menjelaskan bila bicara internasional, mereka meyakini hidangan Indonesia selayaknya masuk jadi bagian kuliner internasional pula karena toh mendunia. Cukup menarik bagaimana di tempat yang terbatas, mereka bisa menawarkan pilihan makanan dan asal negara yang sangat variatif. Dari Indonesia, Jepang, Perancis, hingga Italia.

Untuk menutup santap siang saya dengan manis, saya pun menghampiri bagian hidangan penutup. Ada berbagai kue tradisional khas jajanan pasar, cheese cake, fruit cake, dan chocolate cake. Sesuai dengan trademark restoran Prancis itu, ada juga kue-kue khas negara itu semisal religious cake yang berupa dua kue sus bertumpuk dan dilumuri cokelat. Ada juga kue baba dan paris brest.

Chef Fajar Irianto yang bertanggung jawab atas semua pastry secara khusus membuatkan crepe untuk saya. Ditambah guyuran karamel lemon, potongan buah jeruk, dan es krim vanila, rasanya menyegarkan sekali. Sungguh penutup yang manis yang rasa sanggup menguatkan Anda yang mesti menembus kemacetan Jakarta setelahnya.

Biasanya, siklus pilihan menu akan dirotasi tiap dua pekan. Jadi, bisa jadi ketika Anda ke sana, pilihan menunya sedang berganti. Untuk menikmati sunday brunch buffet di L'Avenue Restaurant, The Hermitage, Anda bisa mengeluarkan uang Rp325 ribu. (M-4)