Agar Aman Menyelam

SEIRING dengan makin populernya olahraga menyelam, kita juga makin sering mendengar kecelakaan dan tragedi yang dialami para penyelam. Pendiri Jakarta Ocean Dive, Andrew Lioe, menilai bahwa kecelakaan paling sering terjadi akibat kurangnya persiapan dan penguasaan peralatan oleh para penyelam.

Hal dasar yang harus dilakukan penyelam agar terhindar dari risiko kecelakaan ialah mengikuti latihan selam tesertifikasi. Di sisi lain, Andrew melihat banyak penyelam yang tidak mengindahkan aturan-aturan umum, seperti sistem berpasangan (buddy system) saat menyelam. Padahal, sistem itu atau yang sering juga diistilahkan sebagai never dive alone sangat penting bagi keselamatan. Sistem itu harus ditaati meski penyelam itu sudah merasa mahir.

"Intinya, dalam buddy system itu, penyelam bersama teman harus terlebih dahulu merencanakan segala penyelematan secara bersama-sama dan saling membantu apabila ada masalah dalam peralatan masing-masing. Karena never dive alone," tegas Andrew.
Tak hanya itu, fungsi buddy system juga diperlukan untuk saling mengingatkan penyelam perihal batas waktu dan kedalaman penyelam. Dengan begitu, rasa aman pun terjaga dan terhindar dari bahaya yang kerap terjadi saat menyelam.

"Sistem ini untuk saling menjaga antarpenyelam jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan serta harus ada ketergantungan antarsesama penyelam. Intinya juga untuk mengantisipasi segala sesuatu hal yang tidak diinginkan," sambungnya.

Permasalahan lain yang kerap datang saat menyelam ialah arus. Meski arus sudah dapat diperkirakan sebelumnya, perubahan kondisi di lapangan sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, penyelam harus memiliki pengetahuan cukup untuk menghadapi arus.
Nyatanya, berenang melawan arus justru tidak ia sarankan.

"Melawan arus itu susah, tidak mudah dan sangat berat, apalagi kalau arusnya besar. Triknya, jika sudah mengetahui ada arus, jangan dilawan dan segera berlindung di balik karang," papar Andrew yang dalam setahun bisa melatih sekitar 100 calon penyelam di Jakarta Ocean Dive.