Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SETELAH pertama pada 2019, Komunitas Perempuan Manggarai (KPM) kembali menggelar Festival Budaya Manggarai (FBM). Festival kedua ini diselenggarakan di Anjungan Nusa Tenggara Timur, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada Sabtu dan Minggu, 24-25 Juni 2023.
Ditemui saat FBM berlangsung, Minggu (25/6), Emiliana A.k, Ketua Komunitas Perempuan Manggarai mengatakan festival ini dimaksudkan untuk semua masyarakat Manggarai bisa lebih memahami budayanya, termasuk generasi-generasi muda Manggarai.
"Kami tidak mau di festival ini hanya sekadar seremonial yang sifatnya promosi, kami pengen bahwa setiap caci atau pentas seni ini ada kearifan lokal di dalamnya, itu juga harus dipahami oleh kami semua dan generasi anak-anak kami yang berikutnya. Itu salah satu alasan kenapa di 2023 ini agak beda," paparnya.
Bertemakan “Ca Nai, Ca Manggarai, Tana Kuni Agu Kalo” (Satu Hati, Satu Manggarai, Tanah Tempat Kelahiran), festival yang diadakan untuk semakin mempererat ikatan warga Manggarai di tanah perantauan. FBM juga sebagai bentuk tanggung jawab warga Manggarai perantauan dalam menjaga karakter dan identitas budaya Manggarai di tengah arus globalisasi.
Salah satu yang menjadi pembeda FBM tahun ini dengan tahun 2019 ialah diadakannya gelar wicara seputar budaya dan pendidikan. "Tahun 2019 dua hari Caci dilakukan, tapi tahun 2023 ini supaya penari Caci ini juga harus paham apa kearifan dari Caci itu," ujar Emiliana.
Kegiatan festival mencakup gelar wicara seputar budaya dan pendidikan, Misa Inkulturasi Budaya, peragaan busana, pertunjukan seni budaya, pentas Caci, pertunjukan musik dan tarian Kolosal.
Pada Sabtu (24/6) sudah diadakan gelar wicara seputar budaya dan pendidikan, hingga peragaan busana. Khusus di hari kedua lebih banyak hiburan yang disuguhkan, seperti Pertunjukan Seni Budaya, Pentas Caci, Pertunjukan Musik dan Tarian Kolosal. Selain itu, pengunjung festival juga bisa menikmati sejumlah stand makanan dan minuman dari UMKM yang tersedia di festival.
"Tarian kolosal melibatkan penari-penari mahasiswa milenial, itu mendeskripsikan narasi soal perempuan Manggarai karena perempuan Manggarai ini sebagai pemersatu semua orang, yang menyatukan semua orang dari strata sosial yang paling kecil dalam lingkup keluarga, kemudian juga pemersatu di tengah masyarakat, sampai lingkup yang paling besar, negara," pungkas Emiliana. (M-1)
Sejak awal berdirinya, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) selalu menjadi tempat favorit bagi para seniman di Solo Raya untuk mengekspresikan karya mereka.
Sang Kembang Bale adalah pertunjukan yang mengangkat kesenian Ronggeng Gunung dari Ciamis dan Pangandaran yang menawarkan nuansa spiritual bagi penontonnya.
Pementasan ini terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung, seni klasik dari Jawa Barat.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai estetika produk, tetapi juga membantu seniman lokal untuk lebih dikenal.
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Kemenparekraf melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menyelenggarakan Floratama Academy 5.0 tahun 2024 (FA), Senin (22/7).
Civitas akademika Universitas Katolik (Unika) Santo Paulus Ruteng pada Dies Natalis ke-65 menyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatan.
Tokoh budaya Manggarai, menyayangkan polemik soal tarian caci tidak boleh dilakukan di luar Manggarai justru datang bukan dari Manggarai.
Pekan lalu, Yayasan Ayo Indonesia (YAI) bersama pegiat sosial Robi Gamar melatih sejumlah penyandang disabilitas untuk membuat pakan babi fermentasi di Rumah Baca Aksara (RBA).
"Anak-anak membersihkan sampah plastik sedangkan orangtua mengolah lahan pertanian milik paroki dan menanam ratusan pohon,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved