Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Rekomendasi Film Liburan Anak: Belajar Toleransi lewat Film Elemental

Fathurrozak
20/6/2023 13:00
Rekomendasi Film Liburan Anak: Belajar Toleransi lewat Film Elemental
Dua tokoh dengan karakter api dan air di film Elemental.(Dok. Disney Pixar)

FILM animasi terbaru Disney Pixar, Elemental, berkisah tentang kehidupan di Element City, kota multikultural fiktif yang menjadi tempat menetap kehidupan urban dari berbagai latar belakang budaya. Dalam adegan pembuka, kota ini dibangun oleh tiga elemen utama, Air, Angin, dan Tanah. Sementara orang dari kelompok Api, datang sebagai imigran.

 

Bernie (Ronnie del Carmen) dan Cinder Lumen (Sheila Vosough) adalah generasi pertama dari kelompok Api yang datang ke Element City. Seperti halnya arketipe (prototype) bagi para imigran, mereka menetap di suatu sudut kota yang termarginalkan.  Mereka lalu membangun sebuah toko, hingga kemudian area di tersebut berkembang menjadi kompleks mukim bagi para generasi kelompok Api di masa mendatang, termasuk anak satu-satunya Bernie dan Cinder, Ember Lumen (Leah Lewis).

 

Ide Elemental juga terinspirasi dari kisah orangtua sang sutradara Peter Sohn sebagai imigran asal Korea yang datang ke Amerika Serikat (AS). Shon lalu mentransformasi ide cerita tentang keluarga migran ke dalam kisah romansa komedi antara Ember dan Wade (Mamoudou Athie), laki-laki dari kelompok Air, yang juga sangat dibenci oleh Bernie.

 

Pertemuan keduanya bermula dari Ember yang tengah mengontrol emosi kemarahannya saat melayani para pembeli di toko milik ayahnya. Wade adalah inspektur kota yang berpatroli untuk melaporkan setiap masalah perkotaan yang ditemui. Ia datang dari sebuah pipa yang bocor di rumah Ember akibat kemarahannya yang membara.

 

Bermula dari ketidaksukaan Ember dengan Wade, beralih menjadi keduanya saling dekat. Perbedaan karakter dua tokoh ini menjadi titik utama Sohn dalam menggerakkan plot penceritaan. Bagaimana reaksi antara Air dan Api serta latar belakang keluarga menjadi hambatan yang dihadapi untuk keduanya bisa bersatu.

 

Secara gagasan, Sohn ingin menghadirkan ide tentang konsep toleransi dalam kehidupan multikultural masyarakat kosmopolit. Jika diasosiasikan dengan kedekatan Indonesia, Element City adalah Jakarta, Ember dan Wade adalah dua manusia yang jatuh cinta tapi punya latar belakang dan karakter budaya yang berbeda.

Elemental memiliki unsur yang secara kedekatan bisa dilekatkan pada animasi Disney Zootopia yang membawa latar perbedaan yang muncul di antara para hewan di kota Zootopia dan animasi Pixar Inside Out yang memainkan konsep peran masing-masing emosi. Elemental menggabungkan gagasan dari dua animasi tersebut. Secara latar, ia memanfaatkan bangunan dunia yang kosmopolit ala Zootopia, dan secara karakterisasi dekat dengan bangunan karakter Joy dan kawan-kawan di Inside Out.

 

Animasi manis dari Elemental yang menunjukkan karakterisasi dari masing-masing kelompok menjadi hal menarik. Misalnya bagaimana kelompok Air bertransformasi bentuk, olahraga ala kelompok Udara, dan transformasi kemarahan Api yang kerap kali ditunjukkan oleh Ember, dari merah hingga keunguan. Detail kecil seperti gelembung dan asap juga menjadikan karakter di Elemental hidup dan orisinal. Layaknya manusia yang memiliki ciri unik masing-masing.

 

Di film ini sebenarnya juga disinggung mengenai isu inklusivitas kota bagi penduduknya. Soal pembangunan infrastruktur yang hanya menguntungkan bagi kelompok tertentu.

 

Di Element City, kelompok yang selalu diutamakan adalah Air. Ini diperlihatkan lewat infrastruktur transportasi umum yang selalu menyisakan limpasan air.

 

Secara konsep gagasan, Elemental memang tidak mengambil tema mendalam seperti dua animasi Pixar terakhir, Coco dan Soul, atau bahkan, seperti Pixar era lalu serupa Inside Out.  Terlebih film ini juga berangkat dari formula ala Hollywood tentang konsep kehidupan kosmopolitan ala AS.

 

Namun, film ini cukup sebagai sajian yang ditujukan bagi penonton dengan audiens yang lebih muda. Sayangnya, meski sisi artistik cukup menarik tetapi tampilannya tetap tampak kurang spesial. Elemental saat ini sedang tayang di jaringan bioskop Indonesia dan cukup cocok untuk mengisi liburan anak. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya