Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
“Ali Topan Anak Jalanan” adalah salah satu novel legendaris yang ditulis oleh sastrawan lawas Teguh Esha. Karya yang terbit pada tahun 1970an ini juga pernah diangkat ke layar lebar dan drama televisi hingga menjadi tokoh ikonik serta populer di masanya.
Kini film “Ali Topan Anak Jalanan” akan kembali hadir dalam format baru yang digarap sutradara Sidharta Tata. Bekerja sama dengan keluarga sang penulis asli, Teguh Esha, dan rumah produksi Visinema, Sidharta Tata akan membuat film dengan sekuel cerita terbaru yang menampilkan visual dan semangat anak muda kekinian.
Untuk menghadirkan vibe Ali Topan agar masuk dengan kalangan generasi muda atau gen Z, sutradara yang kerap dipanggil Tata itu mengungkapkan telah melakukan riset terkait isu-isu yang dihadapi anak muda saat ini, fakta-fakta riset itu yang kemudian diadopsi pada film.
“Film Ali Topan di era dulu bicara dan mengusung semangat isu yang terjadi pada saat itu, demikian juga apa yang kita lakukan sekarang isunya juga harus sesuai dan aktual yang mewakili zaman sekarang. Melalui riset itu kita jadi tahu apa yang terjadi di gen Z hari ini,” jelas Sidharta Tata saat conference press “Ali Topan” di kawasan Kemang, Jakarta pada Senin (27/2).
Lewat berbagai fakta tersebut, Tata dan tim coba mendeskripsikan berbagai persoalan dan dinamika yang dihadapi anak muda urban maupun sub-urban.
“Bagaimana sikap mereka merespon suatu isu, bagaimana kebebasan yang mereka punya, atau seperti apa problem yang mereka jalani hari ini. Berbagai fakta-fakta riset yang kemudian kita punya itu kemudian kita coba akomodir dalam film,” lanjutnya.
Tata mengaku bukan hanya sekadar ingin menghadirkan sosok Ali yang keren. Ia juga ingin tokohnya berjiwa kritis dan idealis dengan semangat “berontak” ala anak jalanan. Untuk melengkapi semangat Ali, film ini juga akan menyuguhkan berbagai musik dan visual yang berbeda.
“Ali Topan ini tokoh yang kritis, pemberontak dan punya jiwa bebas. Dia anak orang kaya tapi lebih memilih turun ke jalan untuk menemukan jati diri, untuk mencari arti hidup. Jadi dengan gaya Ali yang seru dan slengean itu kita tetap menyajikan cerita yang berhubungan dengan isu-isu penting dan realitas yang ada di bangsa Indonesia hari ini,” ungkpapnya.
Tak hanya sekadar film drama adventure, bagi Tata, cerita Ali Topan Anak Jalanan bukan hanya sekadar karya tapi juga perwakilan realitas wajah anak muda Jakarta yang mampu membaca problem sosial. Tata juga ingin menghadirkan sebuah sinema yang mampu memberi nilai dan pesan moral bagi para penonton. Hal ini akan diselipkan dalam cerita dengan ragam karakter dan narasi.
“Kita juga punya nilai-nilai lain yang akan disuarakan, kita akan angkat isu-isu besar di Indonesia hari ini seperti keadilan, mungkin akan sedikit mengkritisi beberapa kebijakan. Lewat karakter Ali, kita juga akan menggugat. Sikap mereka ini diharapkan bisa merepresentasikan anak-anak muda dan semangat mereka serta menjadi penanda zaman,” jelasnya.
Sementara itu, Tersi Eva Ranti selaku produser mengungkapkan hal sama, bahwa Ali Topan merupakan pemuda yang selalu digambarkan sebagai sosok nakal, jahil, urakan, pemberontak dan suka melanggar peraturan. Ia digambarkan hidup dalam keluarga disfungsional, namun jauh lebih dalam, dia punya prinsip, visi dan misi mulia.
“Hal itu membuat Ali menghabiskan waktu bersama tiga sahabatnya, Bob, Dudung, dan Gevaert. Ali Topan melawan segala ketidakadilan dan mempertanyakan segala yang dirasanya tak adil. Simbol-simbol pemberontakan juga tampak saat dia mimilih jalanan sebagai tempat tinggal sekaligus belajar tanpa embel-embel formalitas untuk mengenal jati dirinya,” jelasnya.
Pada kesempatan sama, Omara Esteghlah yang memerankan karakter Bob mengungkapkan, penting untuk membuat kembali film ini untuk menjaga kewarasan berpikir dan menebarkan nilai-nilai baik, seperti kemanusiaan dan keadilan.
“Cerita film ini sangat memikat, jiwa perlawanan Ali Topan yang murni itu penting untuk ditularkan kepada generasi sekarang. Apalagi belakangan ini banyak berita bahwa orang begitu mudah memakai kekuasaannya untuk kepentingan “personal gaining”. Lewat karakter Ali Topan setidaknya kita diajak untuk jadi manusia bersama-sama,” ungkapnya. (M-2)
FILM horor komedi Rumah Dinas Bapak yang disutradari Bobby Prasetyo akan rilis pada 8 Agustus 2024. Dibintangi Dodit Mulyanto, Putri Ayudya, Fajar Nugra, Sadana Agung, Yasamin Jasem
Bahkan judul novel dan film tersebut pun sama. Heartbreak Motel adalah film bergenre drama. Tentu saja dalam film ini terdapat aktor-aktor ternama yang memerankannya.
Setelah lima tahun absen dari dunia perfilman, aktor Korea Selatan, Joo Jung Suk kembali bermain film komedi berjudul Pilot.
Sidharta Tata menjelaskan ide cerita film Sakaratul Maut berasal dari hal-hal kecil dan umum terjadi dalam konteks ruang sosial masyarakat, terutama di kampung.
Fabio Asher mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.
Film dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years memperlihatkan perjalanan karier Rossa di industri musik serta perjuangannya sebagai ibu bagi putra semata wayangnya.
Penyebab penyakit jantung secara umum dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yakni kelompok umur muda di bawah 40 tahun dan kelompok umur tua di atas 40 tahun.
Mariam juga menyampaikan dukungannya terhadap karya-karya kreatif anak muda Indonesia.
Kehadiran para pemimpin muda di panggung politik nasional membawa pengaruh kepada psikologis pemilih.
Pesta Prestasi mewadahi komunitas anak muda untuk berkreativitas dan bersenang-senang melalui serangkaian kegiatan aktivasi dan penampilan.
Tular Nalar juga menghadirkan Bioskop Keliling yang bekerja sama dengan Jaringan Radio Komunikasi Indonesia.
FILM dokumenter 'Yang Tak Pernah Hilang' yang diproduseri Dandik Katjasungkana akan diputar di Jakarta pada Sabtu, 22 Juni 2024 di XXI Epicentrum
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved