Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Menurut laporan terbaru dari Filantropi Minderoo Foundation dalam Indeks Pembuat Sampah Plastik kedua yang dirilis pada Senin (6/2), menemukan bahwa dunia menghasilkan 139 juta metrik ton sampah plastik sekali pakai (polimer) pada 2021. Hal ini berarti meningkat hingga 6 juta metrik ton lebih banyak jika dibandingkan dengan kondisi di 2019, ketika indeks pertama dirilis.
Tambahan sampah plastik yang dihasilkan dalam dua tahun tersebut setara dengan hampir satu kilogram lebih banyak untuk setiap orang di planet ini dan didorong oleh permintaan akan kemasan fleksibel seperti plastik lebih tipis dan sachet. Laporan tersebut juga menegaskan bahwa dunia juga telah menghasilkan rekor jumlah emisi karbon.
Sebenarnya, dalam beberapa tahun terakhir, berbagai negara telah mencanangkan gerakan dalam mengurangi volume plastik sekali pakai, melarang produk seperti sedotan sekali pakai, peralatan makan sekali pakai, wadah makanan, penyeka kapas, tas, dan berbagai bahan polimer.
Pada bulan Juli, California menjadi negara bagian AS pertama yang mengumumkan penurunan 25% dalam penjualan kemasan plastik pada tahun 2032. Sementara itu pada bulan Desember, Inggris memperpanjang daftar barang terlarangnya dengan memasukkan baki sekali pakai, tongkat balon dan beberapa jenis cangkir polistiren dan wadah makanan. Larangan juga diberlakukan oleh sebagian besar wilayah Uni Eropa, Australia dan India.
Akan tetapi, laporan tersebut juga menemukan bahwa daur ulang tidak meningkat cukup cepat dalam menangani jumlah plastik yang diproduksi. Hal ini menunjukkan bahwa produk bekas jauh lebih mungkin dibuang di tempat pembuangan sampah, di pantai dan di sungai dan lautan daripada mengubahnya menjadi barang daur ulang.
Indeks tersebut menyebutkan hanya dua perusahaan dalam industri petrokimia yang mendaur ulang dan memproduksi polimer daur ulang dalam skala besar yaitu perusahaan asal Taiwan Far Eastern New Century dan Indorama Ventures asal Thailand sebagai produsen PET daur ulang terbesar di dunia untuk botol minuman.
Menurut laporan tersebut, Indorama Ventures juga berada di urutan keempat dalam daftar 20 produsen polimer terbesar di dunia yang digunakan dalam plastik sekali pakai. Daftar tersebut dipimpin oleh perusahaan minyak utama AS ExxonMobil (XOM), Sinopec China (SHI) dan kelas berat AS lainnya, Dow (DOW).
Menurut analisis dari Carbon Trust dan Wood Mackenzie, dalam membuat polimer terikat untuk plastik sekali pakai, 20 perusahaan tersebut menghasilkan sekitar 450 juta metrik ton emisi gas rumah kaca, hal ini kira-kira setara dengan jumlah total emisi di Inggris.
"Hal ini tidak diragukan lagi bawa masalah polusi plastik semakin besar dan didorong oleh produsen polimer. Dan tentu saja ini didorong oleh sektor minyak dan gas," kata Andrew Forrest, pendiri Minderoo dan Kepala Eksekutif Bijih Besi dan Logam Fortescue Raksasa seperti dilansir dari CNN pada Senin (6/2).
Forrest mengusulkan agar "premi polimer" pada setiap polimer plastik yang terbuat dari bahan bakar fosil untuk memberi orang, perusahaan, dan pemerintah insentif keuangan bisa didaur ulang lebih banyak. "Di dunia maju, pembayaran polimer itu akan mengarah pada pengumpulan mekanis otomatis," jelasnya.
Tahun lalu, Majelis Lingkungan PBB pembuat keputusan tingkat tertinggi di dunia tentang lingkungan telah menyetujui perjanjian polusi plastik global pertama di dunia. Secara jangka panjang, sebuah komite dipersiapkan untuk membahas siklus permasalahan plastik, mulai dari produksi dan desainnya hingga pembuangannya. (CNN/M-2)
Wirausaha kecil dan menengah terus didukung untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan yaitu dengan turut mengurangi kemiskinan dan polusi plastik di Indonesia.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
Amorepacific berkomitmen dan merasa bertanggung jawab atas dampak plastik terhadap lingkungan.
Pada 2023, Indonesia berhasil mengurangi sampah plastik yang berakhir di laut dari 615.674 ton pada 2018 menjadi 359.061 ton, atau turun signifikan sebesar 41,68%.
Upaya tampil glowing idealnya disertai dengan langkah-langkah menjaga kelestarian bumi. Berikut kiat untuk mewujudkannya.
Mengubah mindset masyarakat untuk mengurangi sampah plastik bukan perkara yang mudah.
TEPI jalan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) tak terlepas dari persoalan sampah. Kondisi sampah ini terus jadi sorotan. Sebab warga masih saja membuang sampah sembarangan di tepi jalan.
Korea Utara baru saja meluncurkan sekitar 500 balon berisi kertas bekas dan plastik, termasuk beberapa yang jatuh di kompleks kantor kepresidenan Korea Selatan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved