Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Setelah dua tahun bersafari, kini bioskop alternatif di bawah naungan Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Kineforum, punya rumahnya lagi. Dengan kapasitas lebih besar.
Setidaknya, sejak awal 2020, pemutaran film yang dilakukan Kineforum tidak lagi ngendon di gedung kecil yang nyempil di belakang Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Layar Kineforum berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mulai dari Fotkop di Cipete, Paviliun 28 saat masih di Petogogan, hingga beralih ke virtual.
Musababnya adalah proyek revitalisasi Pusat Kebudayaan Jakarta (PKJ) TIM. Proyek itu merombak hampir seluruh wajah TIM. Kineforum termasuk di dalamnya.
Namun, kini, setelah hidup nomad hampir dua tahun, bioskop alternatif itu bisa menghela napas. Ruang mereka kembali seiring dibukanya TIM versi transformasi.
Kini, Kineforum menempati gedung Planetarium, di lantai empat. Dulu nyempil di belakang, kini dimajukan letaknya. Ruangnya pun mampu mengakomodasi publik lebih banyak.
Saat masih di belakang Galeri Cipta III, maksimal cuma menampung 45 kursi. Sekarang, dengan dua studio, Teater Sjuman Djaya dan Teater Asrul Sani, Kineforum bisa menampung 140 penonton. Tentu ini jadi hal menggembirakan bagi keberlangsungan layar-layar alternatif di luar jaringan bioskop komersial.
Sejak kemunculannya pada medio 2006, Kineforum menjadi ruang distribusi pengetahuan, sekaligus tempat bagi film-film yang kurang mendapat akses di layar besar.
“Kapasitas yang lebih besar saat ini, tentu akan lebih bisa membuka ruang percakapan yang lebih banyak. Dan bisa berkontribusi bagi ekosistem perfilman Indonesia. Bukan saja ruang putar fisik, tetapi dengan program-program yang disusun Kineforum, juga menjadi ruang bertemunya lintas disiplin dan latar belakang,” kata Ketua Komite Film DKJ Ekky Imanjaya kepada Media Indonesia saat dijumpai seusai pemutaran film Usia 18 karya Teguh Karya dalam rangkaian pembukaan kembali Kineforum, Jumat, (23/9).
Untuk merayakan pembukaannya, sepanjang akhir pekan lalu, bioskop tersebut menyuguhkan program Generasional. Mereka memutarkan film-film panjang klasik (Usia 18, Suci Sang Primadona), film dokumenter panjang (Invisible Hopes), dan film-film pendek (Lika Liku Laki, Kisah Cinta dari Barat, Laut Memanggilku, serta Boncengan).
“Program ini ingin melihat situasi sekarang. Sepertinya kita adalah generasi yang harus siap menghadapi apa pun ke depannya. Berangkat dari kegelisahan pribadi, dengan melihat berbagai macam situasi seperti krisis iklim, generasi sandwich, dan lain-lainnya,” kata koordinator program Kineforum DKJ, Ifan Ismail.
Ia menambahkan, dengan rumah permanen mereka saat ini, Kineforum bisa meneruskan program-program yang sudah ada berkolaborasi dengan lebih banyak pihak, dan proyeksi untuk memiliki program besar tahunan.
Namun, untuk mewujudkan itu, Kineforum juga masih harus merapikan tata kelolanya. Secara gedung, kepemilikan ada di tangan Jakpro, meski kurasi program dikembalikan ke Komite Film DKJ. Tapi, agar jalannya lebih mulus, perlu ada sistematika yang dirancang menjadi lebih sederhana.
Belum lagi skema pendanaan yang juga berubah. Dulu, Kineforum dimotori dana hibah. Artinya, pertanggungjawaban sesuai hibah yang diberikan. Kini, pendanaan akan berasal dari APBD Pemprov DKI sehingga prosedurnya bisa jadi lebih kompleks.
“Dulu hibah. Sehingga dana yang turun, bisa kami kelola lalu dilaporkan sesuai penggunaannya. Sekarang, karena APBD, jadi lebih ketat. Harus mengajukan dulu, acara dan programnya seperti apa, baru turun (dananya),” sambung Ifan.
Satu yang mutlak, Kineforum masih ingin tetap menjadi tempat memproduksi pengetahuan. Bukan saja soal belajar sinema, tetapi juga belajar melalui sinema. Seperti menghadirkan program-program kajian dan diskusi tentang isu tertentu, kemudian film bisa menjadi referensi dan jembatan isunya. (Jek/M-2)
Bahkan judul novel dan film tersebut pun sama. Heartbreak Motel adalah film bergenre drama. Tentu saja dalam film ini terdapat aktor-aktor ternama yang memerankannya.
Setelah lima tahun absen dari dunia perfilman, aktor Korea Selatan, Joo Jung Suk kembali bermain film komedi berjudul Pilot.
Sidharta Tata menjelaskan ide cerita film Sakaratul Maut berasal dari hal-hal kecil dan umum terjadi dalam konteks ruang sosial masyarakat, terutama di kampung.
Film yang disutradarai oleh Shawn Levy ini menjadi film ke-34 di Marvel Cinematic Universe. Juga sekuel dari Deadpool pertama di tahun 2016 dan Deadpool 2 di tahun 2018.
Deadpool & Wolverine segera tayang. Ada baiknya, sebelum menonton, segarkan ingatan kamu dengan menonton ulang atau melihat cuplikan dari film-film yang memiliki korelasi erat.
Pada momen Hari Anak Nasional yang jatuh di tanggal 23 Juli ini terdapat film animasi yang cocok disaksikan bersama anak. Dari belasan film yang sudah dan akan rilis di tahun ini
PSM UI Paragita merayakan 40 tahun perjalanannya di dunia seni paduan suara Indonesia dan dunia dengan menghadirkan pertunjukan musikal.
TEATER Koma menggelar pentas pertunjukan ke-230 melalui naskah terakhir yang ditulis Nano Riantiarno, Matahari Papua.
Opera yang dibawakan New Seoul Opera ini merupakan opera orisinal Korea yang memadukan budaya tradisional Korea dengan musik barat.
Melihat fenomena trust issue yang dialami kalangan remaja, Gistara Production tergerak mengangkat isu tersebut dalam tugas akhirnya berupa pembuatan lagu dan video musik Semu.
PADA peringatan Hari Musik Nasional tahun ini, sederet acara dipersiapkan oleh Kemendikbud-Ristek. Dari Symphonesia hingga Smusik.
Jaktent tahun ini mengangkat tema “Collabrate”, kombinasi dari kolaborasi dan kalibrasi, diartikan sebagai sebuah strategi masa depan untuk industri kreatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved