Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Demi mendapatkan kualitas tidur yang baik, beberapa orang sering bertanya apakah mereka harus berbagi tempat tidur dengan hewan peliharaan.
Lalu, apakah benar tidur bersama hewan peliharaan dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang dan hewan peliharaannya?
Dr. Dana Varble, kepala petugas dokter hewan untuk Komunitas Hewan Amerika Utara mengatakan jika secara umum, sangat baik bagi hewan peliharaan khususnya anjing dan kucing untuk tidur dengan pemiliknya. Ini dikarenakan anjing dan kucing yang berbagi tempat tidur dengan manusia (pemiliknya) cenderung memiliki tingkat kepercayaan lebih tinggi dan ikatan lebih erat dengan manusia yang ada dalam hidup mereka.
"Anjing dan kucing yang lebih dekat dengan manusia mendapatkan manfaat kesehatan tambahan, termasuk peningkatan neurotransmiter yang bermanfaat seperti oksitosin dan dopamin, hormon perasaan baik," kata Dr. Varble, seperti dilansir dari cnn.com, Jumat (5/11).
Lalu, apakah baik bagi Anda untuk tidur dengan hewan peliharaan? Para ahli mengatakan tidak karena Anda mungkin tidak mendapatkan kualitas tidur.
"Hewan bisa bergerak, menggonggong dan mengganggu tidur. Tidur pada anjing dan kucing tidak terus menerus dan mereka pasti akan bangun dan berjalan di tempat tidur, menginjak manusia. Semua aktivitas itu akan menyebabkan fragmentasi tidur," kata Dr. Vsevolod Polotsky, direktur penelitian tidur dan profesor di departemen kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.
Saat tubuh kita sering terbangun saat tidur dikaitkan dengan pelepasan hormon stres, kortisol, yang dapat membuat tidur lebih buruk, jelas Kristen Knutson, profesor neurologi dan kedokteran pencegahan di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hewan peliharaan di kamar tidur dapat bermanfaat bagi sebagian dari kita.
"Orang dengan depresi atau kecemasan dapat mengambil manfaat dari memiliki hewan peliharaan mereka di tempat tidur karena hewan peliharaan yang berbulu membuat mereka mungkin merasa bahwa makhluk berbulu yang nyaman, mengurangi kecemasan mereka," kata spesialis tidur Dr. Raj Dasgupta, asisten profesor kedokteran klinis di Keck School of Medicine di University of Southern California.
Berdasarkan data yang dikumpulkan pada 2017 dari Mayo Clinic's Center for Sleep Medicine di Phoenix, AS, lebih dari setengah pemilik hewan peliharaan yang terlihat di klinik membiarkan hewan peliharaan mereka tidur di kamar tidur dan mayoritas menemukan hewan peliharaan mereka tidak mengganggu atau bahkan bermanfaat untuk tidur.
Namun, sekitar 20% percaya bahwa hewan berbulu akan membuat tidur mereka lebih buruk. Studi 2017 lainnya menemukan bahwa orang-orang yang menempatkan anjing mereka di kamar tidur mereka mendapat istirahat malam yang layak dan begitu juga anjing. Tetapi, kualitas tidur menurun ketika orang memindahkan anjing mereka dari lantai ke tempat tidur.
Sedangkan bagi anak-anak, sebuah studi tahun 2021 menyelidiki hal tersebut. Tim meminta remaja usia 13 hingga 17 tahun untuk memakai pelacak tidur selama dua minggu dan kemudian menjalani tes tidur. Hasilnya, sekitar sepertiga dari anak-anak tidur dengan hewan peliharaan tampaknya tidak memengaruhi kualitas istirahat mereka.
"Semua ini menunjukkan bahwa memiliki hewan peliharaan di tempat tidur atau kamar tidur tidak selalu buruk. Ada kenyamanan psikologis yang signifikan dengan memiliki hewan peliharaan Anda di dekat Anda, yang dapat membantu untuk memulai dan mempertahankan tidur," kata Dr. Bhanu Prakash Kolla, spesialis obat tidur di Center for Sleep Medicine di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota. (CNN/M-2)
Prevalensi depresi tertinggi terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun dengan sebanyak 2 persen yang didominasi dari latar belakang ekonomi bawah.
DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kota Yogyakarta mencapai 1.239 penderita pada 2023, termasuk warga luar wilayah.
Kader diajak memahami dampak stigma yang menyebabkan ODGJ dan keluarganya merasa malu, mengalami diskriminasi, dan enggan berinteraksi dengan masyarakat.
Salah satunya ialah muncul stresor pada penderita OCD. Stresor merupakan faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respons stres.
Pada orang dengan hoarding disorder, penimbunan sering kali dilakukan secara acak dan sembarangan. Mereka merasa aman saat bisa menumpuk sampah karena merasa sayang saat membuangnya.
ORANG dengan gangguan kepribadian narsisistik dapat mengalami komplikasi berupa gangguan kejiwaan, seperti depresi. Hal itu diungkap oleh dokter spesialis kesehatan jiwa
Ibu baru membutuhkan kerja keras karena harus siap setiap saat untuk bayinya. Karena itu, ibu yang baru melahirkan membutuhkan dukungan dari suami dan anggota keluarga yang lain.
PERMASALAHAN judi online tidak hanya terkait perspektif ekonomi. Masalah ini juga terkait perspektif kesehatan mental hingga problem sosial.
Studi di Denmark menunjukkan orang dewasa yang sering pindah rumah saat kecil berisiko lebih tinggi mengalami depresi, dibandingkan yang tinggal di komunitas yang sama.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network mengungkapkan bahwa sering menunda waktu makan malam dapat meningkatkan risiko seorang pekerja
Mindfulness ternyata berhubungan dengan peningkatan regulasi emosi, perhatian, dan pengendalian diri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved