Industri Kreatif di Balik Jeruji

DENGAN cekatan, Iman Cahyadi, 32, mengambil wafer cone berbentuk kerucut. Tangannya yang lain telah siap dengan paku tempat cone. Dengan segera, ia pun meletakkan cone di atas paku yang berujung kerucut tertutup.

Siang itu, Iman unjuk kebolehan menghias roti pada Pameran Kreativitas tanpa Batas meski Tempat Terbatas, yang digelar di Plaza Industri Kemenperin, Jakarta, 19-22 April. Kepiawaian Iman menghias roti diperoleh dari hasil binaan selama ia mendekam di LP Narkotika Jakarta. Sebelum menjadi warga binaan, Iman bekerja sebagai koki di restoran Italia di Jakarta.

Dalam pameran kali ini berbagai produk hasil karya warga binaan ditampilkan, mulai lampin, kerajinan tangan, sandal, kasur, roti, hingga furnitur. Pameran diikuti 33 divisi pemasyarakatan se-Indonesia.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly berharap kegiatan tersebut menjadi ajang promosi kepada pemangku kepentingan agar bersedia bekerja sama membuat dan memasarkan hasil karya warga binaan.

"Kami ingin menunjukkan bahwa warga binaan pemasyarakatan mampu untuk berbuat hal-hal berguna dan membuat produk yang memiliki nilai jual," tegasnya.

Contohnya LP Mojokerto, yang memamerkan produk sepatu dan sandal buatan warga binaan. Selama pameran, mereka berhasil menjual 65 pasang sandal dan sepatu.

Sementara itu, saat Media Indonesia mengunjungi workshop produksi di LP Narkotika Kelas II Cipinang, seorang napi terlihat tengah membuat celana bola yang berkualitas. Rupanya, di balik jeruji besi, warga binaan itu mampu membuat celana bola untuk diekspor ke Nigeria. Jalur ekspor produk tersebut memang dibuka oleh warga negara Nigeria yang pernah ditahan di LP Cipinang. (Zuq/M-2)