Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SOBAT Medi, pasti kalian sudah sering mendengar nasihat untuk membuang sampah pada tempatnya. Namun, tahukah kalian bahwa cara itu saja tidak cukup untuk menyelamatkan bumi ini?
Jumlah sampah yang sudah begitu banyak di dunia ini membuat banyak tempat harus dikorbankan menjadi tempat penampungan sampah. Di sana, sampah menggunung berpuluh tahun, bahkan bisa selama-lamanya, hingga mencemari air, tanah, dan udara.
Duh, sedih sekali ya sobat Medi. Padahal, tempat-tempat itu harusnya bisa menjadi tempat yang indah dan menjadi tempat bermain anak-anak.
Sebab itu, yang harus kita lakukan ialah mengurangi sampah sejak awalnya. Caranya banyak lo, sobat Medi.
Yang pertama ialah dengan menghindari barang-barang yang hanya bisa sekali dipakai. Contohnya, kantong plastik, tempat makanan dari stirofoam hingga botol air mineral. Daripada harus menggunakan barang-barang itu, lebih baik sobat Medi membawa kantong belanja sendiri, membawa botol minum sendiri, dan membawa kotak makan sendiri jika bepergian atau belanja.
Cara yang kedua untuk mengurangi sampah ialah dengan memilah sampah di rumah. Memilah sampah sangat penting karena akan memudahkan proses daur ulang. Sampah yang bisa didaur ulang tentunya tidak akan menjadi sampah yang menggunung di tempat penampungan tadi.
Misalnya, dengan memilah sampah plastik dari sampah sayursayuran, kita bisa mengetahui apakah sampah plastik itu bisa digunakan kembali atau dikirim ke bank sampah. Sementara itu, sampah sayurannya bisa kita jadikan kompos. Hasilnya, tidak perlu ada sampah yang dikirim ke penampungan.
Pentingnya memilah sampah dan cara mudah memilah sampah ini juga disampaikan Kak Tiza Mafira dari Komunitas Indonesia Diet Kantong Plastik di acara webinar Zero Waste! Cara Asyik Kelola Sampah di Rumah pada Masa Pandemi, Sabtu (31/10). Kak Tiza menjelaskan dengan memilah sampah, teman-teman akan bisa melihat barang-barang yang masih layak digunakan lagi sehingga dibuat menjadi mainan dan lain sebagainya.
“Saya juga selalu mengajak anak-anak saya untuk berkreasi menggunakan sampah atau barang bekas yang ada di rumah. Seperti botol plastik, kertas bekas, atau kardus bekas. Barang-barang itu bisa jadi berbagai macam mainan seru, teman-teman bisa meminta bantuan orangtua di rumah untuk membuatnya,” jelas Kak Tiza.
Kenali jenis sampah
Nah, untuk dapat memilah sampah dengan benar tentunya sobat Medi harus mengenali dulu jenis-jenis sampah. Secara umum, sampah dibedakan menjadi dua jenis, yakni sampah organik dan anorganik.
Sampah organik ialah sampah yang bisa terurai atau membusuk di alam, contohnya sampah sayuran, buah, sisa makanan, dedaunan, dan ranting pohon. Kertas dan kayu juga termasuk sampah organic, tetapi tidak mudah membusuk.
Sementara itu, sampah anor ganik kebalikannya, yakni tidak bisa terurai di alam. Contohnya, plastik, kaca, hingga stirofoam. Lalu ada pula jenis sampah anorganik yang berbahaya dan beracun, seperti baterai dan barang-barang yang mengandung bahan kimia.
Dengan memilah sampahsampah itu sesuai jenisnya, sobat Medi selanjutnya juga dapat belajar mengompos sampah organik. Cara ini sudah dilakukan teman kita, Kinara Bia, siswi kelas 1 SDIT Al-Fath.
“Aku senang bawa tempat makan dan minum sendiri. Di rumah kalau ada sisa makanan dijadikan pupuk sama ibu,” ujar Kinara, Senin (1/11). Kinara juga tahu bahwa membuang sampah sembarangan bisa mencemari lingkungan.
Selain Kinara, teman-teman dari SDIT Anak Shalih Bogor bisa jadi contoh agar kalian mau mengurangi dan ikut memilah sampah. Meski sedang ada pandemi dan mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti halnya semua siswa lain di Indonesia, mereka tetap lakukan kegiatan memilah dan mendaur ulang sampah di rumah masing-masing.
Dari memisahkan sampah plastik dan sisa makanan hingga mengumpulkan minyak jelantah agar tak dibuang di saluran air. Mereka juga kerap menggunakan sampah yang sudah terpilah itu untuk didaur ulang sebagai prakarya.
“Meski di rumah saja, tetap harus bisa menerapkan yang diajarkan di sekolah untuk mengurangi sampah dan memilahnya dengan baik. Dengan begitu, lingkungan kita tetap bersih dan terjaga,” ujar Wakil Kepala SDIT Anak Shalih Bogor, Selma Kurniawan, Sabtu (31/10).
Pak guru Selma mengatakan bahwa setiap anak harus mau untuk berperan menjaga lingkungan. Salah satunya bisa dilakukan dengan tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi, dan memilah sampahnya. Apalagi karena ada pandemi, kegiatan di rumah jadi lebih banyak dan pasti jumlah sampah juga bisa meningkat bila tidak berupaya dikurangi. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved