Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Astaga, di Planet Mars Ternyata Ada Gunung Api Aktif

Abdillah Marzuqi
12/5/2020 16:20
Astaga, di Planet Mars Ternyata Ada Gunung Api Aktif
Salah satu bagian planet Mars yang difoto oleh instruments NASA's Mars Reconnaissance Orbiter (MRO), Desember tahun lalu.(AFP/NASA)

SELAMA  bertahun-tahun, para ilmuwan mengira Mars telah mati. Mereka menduga planet itu hanya hamparan debu, kering, tandus. Tidak ada suara selain deruan angin menderu. Namun, anggapan itu terbantahkan usai ditemukan bukti yang mengisyaratkan Mars masih aktif secara vulkanik dan geologis.

Bukti kimiawi itu berupa meteorit yang terbentuk dalam perut Mars. Artinya, konveksi magma di dalam mantel Mars.

Ilmuwan meneliti kristal olivin dalam meteorit Tissint yang jatuh ke bumi pada tahun 2011. Batuan itu hanya bisa terbentuk melalui perubahan suhu akibat pusaran dalam arus konveksi magma . Itu menunjukkan bahwa Mars aktif secara vulkanis ketika batu kristal terbentuk sekitar 574-582 juta tahun lalu.

"Sebelumnya, tidak ada bukti adanya arus konveksi di Mars. Tetapi pertanyaan apakah Mars masih merupakan planet yang aktif secara vulkanis? Sebelumnya pernah diselidiki menggunakan metode yang berbeda, "jelas ahli geologi planet dari University of Glasgow Nicola Mari sebagaimana dilansir sciencealert.com.

"Ini adalah studi pertama pada sampel Mars yang membuktikan adanya aktivitas dalam perut planet dari sudut pandang kimia murni," tambahnya.

Olivin adalah silikat besi magnesium. Batuan mulia itu terbentuk dari pengkristalan magma yang banyak terdapat di mantel bumi. Begitupun di Mars, olivin juga ditemukan di permukaan. Bahkan, olivin dianggap sebagai bukti kekeringan pada planet itu.

Mari dan tim peneliti meneliti kristal olivin dalam meteorit Tissint. Mereka melihat kristal-kristal memiliki pita kaya fosfor dengan jarak tidak beraturan.

Para ilmuwan juga melakukan perhitungan termodinamika untuk menemukan suhu dalam mantel Mars tempat kristal terbentuk. Mereka memperkirakan mantel Mars memiliki suhu sekitar 1.560 C ketika olivin terbentuk pada periode Amazonian. Suhu itu mirip dengan suhu mantel bumi yakni 1.650 C pada periode Eon Archean yakni 4 hingga 2,5 miliar tahun lalu.

"Saya benar-benar berpikir bahwa Mars bisa menjadi planet yang masih aktif secara vulkanik hingga saat ini, dan penemuan penelitian mengarah pada hal itu," lanjut Mari.

"Kita mungkin tidak melihat letusan gunung api di Mars selama 5 juta tahun ke depan, tapi bukan berarti bahwa planet itu tidak aktif. Hal itu berarti bahwa ada perbedaan rentang waktu letusan antara Mars dan Bumi. Kita tidak melihat banyak erupsi seperti di bumi, karena letusan Mars terjadi dalam rentang jutaan tahun," pungkasnya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya