Makan-Makan Sambil Ngeluyur

SEDARI lahir, semua yang hidup pasti butuh makan. Bagi manusia, ritual itu kini tak lagi sekadar mengisi perut. Munculnya sejumlah kedai makan, baik asing maupun lokal yang dikemas dengan berbagai tema, menunjukkan bahwa aktivitas itu merupakan peluang bisnis berprospek besar.

Bangsa ini patut bersyukur punya kekayaan alam dan budaya melimpah. Beragam pangan dipadu rempah dapat ditemukan di seluruh penjuru Nusantara. Maka, lahirlah ragam kudapan dengan cerminan nilai budaya dari setiap daerah.

Inilah yang kemudian ditangkap sebagian mereka yang kreatif dengan mengelola jasa tur kuliner. Mereka bergerak menggali dan mengenalkan penganan Nusantara kepada turis asing dan para penikmat kuliner dari kalangan pribumi.

Salah satunya ialah Arie Parikesit. Pria bertubuh tambun ini mendirikan Kelana Rasa Culinary Solution (KRCS). Usaha ini bergerak sebagai event organizer kuliner dan konsultan desain dan menu bagi restoran dan kafe. Mereka juga kerap menggelar festival kuliner, peluncuran produk, lomba masak, serta wisata kuliner ke berbagai pelosok daerah di Tanah Air. Media Indonesia sempat beberapa kali mengikuti kegiatan yang diadakan Arie ini.

"Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau, masing-masing memiliki kekayaan bahan alam dan bumbu yang khas dan unik. Itu merupakan potensi luar biasa untuk terus digali," ujar Shanti Serad, penggagas Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI), sebuah komunitas yang bertujuan melestarikan, mengembangkan, mendokumentasikan, serta menyebarluaskan kekayaan budaya kuliner tradisional Indonesia, Jumat (12/2).

Selain Shanti yang merupakan auditor food safety untuk industri hotel dan katering, pendiri lainnya komunitas ini ialah pakar kuliner William Wongso. Seperti halnya Kelana Rasa yang digagas Arie, Shanti dkk juga mengadakan kegiatan blusukan ke sejumlah pasar tradisional.