Jenggot Bisa Menyehatkan

JIKA Anda berpikir memelihara jenggot ialah hal yang jorok, saatnya berubah. Di masa depan, bahkan mungkin saja jenggot menjadi sumber obat.

Fakta bahwa wajah orang yang berjenggot lebih bersih dari bakteri berbahaya jika dibandingkan dengan orang yang tidak berjenggot, dikemukakan melalui penelitian dari tim Universitas Toronto, Kanada. Tim mengambil sampel dari para staf rumah sakit karena itu dianggap sebagai orang yang terpapar berbagai bakteri dan virus.

Hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Hospital itu ternyata mengejutkan. Kulit wajah mereka yang tidak berjenggot dan mereka yang baru saja bercukur justru tiga kali lebih banyak mengandung methicillin resistant staph aureus (MRSA). Bakteri MRSA selama ini telah dikenal cukup berbahaya karena tahan berbagai antibiotik.

Hasil penelitian itu kemudian menginspirasi program televisi BBC, Trust Me, I'm Doctor, untuk melakukan uji coba serupa. Tim BBC mengirim sampel dari sapuan jenggot berbagai orang untuk diteliti mikrobiologis, Dr Adam Roberts.

Dari sampel itu, Roberts berhasil menemukan 100 macam mikroba. Namun, dari pengamatan di cawan petri, Roberts menemukan adanya mikroba yang membunuh mikroba-mikroba lainnya.

Sebagaimana makhluk hidup umumnya, mikroba saling bersaing untuk mendapatkan makanan dan tetap hidup. Kondisi inilah yang akhirnya membuat mikroba itu jadi menguntungkan bagi pemilik jenggot. Pasalnya, dalam kondisi itu mereka menjadi antibiotik.

Roberts mengidentifikasi mikroba baik itu sebagai Staphylococcus epidermidis. Ia kemudian menguji bakteri ini dengan Escherichia coli. Hasilnya Staphylococcus epidermidis mampu membunuh Escherichia coli.

Isolasi bakteri dari jenggot ini memang mahal dan sulit sehingga penggunaannya untuk obat mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Namun, Roberts berpikir sangatlah potensial mencampurkan bakteri itu ke dalam pasta gigi atau obat kumur untuk membunuh bakteri yang mengikis email gigi. Mungkin Anda tertarik menyapukan sikat gigi ke jenggot sebelum menggosok gigi?