Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
INDONESIA memiliki potensi ekonomi digital yang luar biasa. Di kawasan Asia Tenggara, potensi e-commerce di Indonesia adalah yang terbesar. Potensi ekonomi digital Indonesia pada 2021 tercatat sebesar US$53 miliar dan diperkirakan bakal melesat menjadi US$104 miliar pada 2025 mendatang.
Anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) Ade Sukmawati mengatakan, besarnya potensi tersebut melahirkan peluang bisnis digital yang inovatif dan membutuhkan kreativitas.
Beberapa jenis peluang bisnis tersebut antara lain financial technology (fintech), lokapasar (e-commerce), internet of thing (IoT), dan on demand service. Yang terakhir ini sudah dilakukan oleh GoJek dan Grab Indonesia. Yang lainnya adalah bisnis di bidang kecantikan maupun olah foto dan video.
Baca juga : Masyarakat Harus Beradaptasi dengan Kebiasaan Baru via Transformasi Digital
“Syaratnya adalah harus memiliki kecakapan di bidang teknologi. Tak hanya bisa mengoperasikan perangkat teknologi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga sebaiknya bisa mengoptimalkan manfaatnya agar berguna bagi orang banyak,” ujar Ade dalam workshop Literasi Digital bertajuk Wirausaha Kreatif dari Ide Bisnis yang Inovatif di Era Digital.
Ade menyarankan, untuk mengembangkan bisnis di era digital sekarang ini, syarat utama adalah mampu memahami syarat dan ketentuan platform dalam menyediakan layanan bisnis. Berikutnya adalah bisa memilih media atau platform yang tepat untuk bisnis yang hendak dikembangkan. Optimalisasi penggunaan fitur yang ada dalam platform juga penting dan tak bisa diabaikan.
Baca juga : Digitalisasi Jadi Langkah Awal UMKM Bersaing di Pasar Global
Untuk menggali kreativitas dan inovasi, menurut pegiat UMKM Deny Yudiantoro, adalah dengan memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Lalu, tak lelah belajar mencari ilmu dari berbagai sumber yang ada. Penggunaan ponsel cerdas untuk hal konsumtif, bukan hal produktif, sebaiknya dihindari atau dikurangi. Terakhir adalah selalu ada hasrat untuk belajar atau memiliki pengetahuan baru.
“Apabila itu semua sudah dilakukan, jangan lupa untuk membangun kolaborasi bisnis dengan pihak lain. Berani ambil risiko dan sebaiknya punya visi dan misi yang jelas ke depannya,” tutur Deny.
Deny memberikan tips bagi generasi muda agar bisa berpikir kreatif dan inovatif. Menurut dia, aktif di kegiatan kemanusiaan juga dapat menjadi celah membangun jejaring; belajar berorganisasi di kampus; berpartisipasi dalam membangun iklim wisata; serta berkolaborasi membangun desa. Cara-cara tersebut dinilainya dapat menggali potensi dalam diri generasi muda.
Mengenai ragam bisnis yang bisa dikembangkan di era digital sekarang ini, Dosen UIN SATU dan wirausahawan Dian Ikha Pramayanti mencontohkan, penjualan busana dan aksesoris adalah salah satu peluang besar yang dapat dikerjakan.
Selain itu, penjualan alat kecantikan dan kosmetik, gawai dan elektronik, makanan dan minuman, perlengkapan rumah tangga, adalah sederet peluang yang bisa dikembangkan sebagai ladang usaha.
“Manfaatkan media sosial untuk membangun bisnis tersebut. Sebab, mayoritas pengguna internet di Indonesia memiliki media sosial dan banyak meluangkan waktu untuk mengakses media sosial,” kata Dian.
Apabila sudah memulai membangun bisnis di ruang digital, ia menyarankan agar etika bisnis tetap dilakukan. Etika tersebut antara lain berupa interaksi positif dengan pelanggan, membuat konten bermanfaat, menggunakan elemen visual yang menarik, serta memberi respons cepat terhadap segala masukan pelanggan.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Kasubdit Kepustakaan Islam Kemenag, Nur Rahmawati, menekankan peran strategis perpustakaan masjid dalam menyebarkan informasi dan edukasi terkait kebencanaan.
Kini banyak pekerjaan yang sudah menggunakan teknologi digital, sehingga perlu bagi masyarakat untuk mengikuti perkembangan digital.
Digitalisasi transaksi itu baik dan sangat memudahkan. Karena efisien dan justru bisa memudahkan para pelaku usaha maupun pembeli.
Literasi digital menjadi penting diterapkan oleh semua orang untuk masuk dalam dunia kerja.
Kurangnya literasi digital, dukungan struktural yang kurang memadai, serta terbatasnya akses kredit jadi tantangan para pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.
PENINGKATAN literasi digital masyarakat dan pemerintah harus mendapat perhatian serius dalam upaya beradaptasi menghadapi sejumlah tantangan seiring perkembangan zaman.
Pos Indonesia tidak hanya bertransformasi di bidang operasional dan bisnis perusahaan, tetapi juga reorientasi dari model bisnis tradisional ke bisnis logistik modern.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM mendorong peningkatan proporsi kredit UMKM secara kumulatif.
Prioritas strategis utama bagi bisnis di Indonesia dalam dua tahun ke depan ialah meningkatkan produktivitas dan kinerja operasional (83%) serta kepuasan dan retensi pelanggan (77%).
MEMANFAATKAN dunia digital dalam bisnis merupakan hal yang sangat penting. Apalagi di era digitalisasi seperti sekarang.
Pendakwah Habib Jafar menyebut setiap kolaborasi yang dilakukan oleh para entitas bisnis lokal dapat memperkuat tali persaudaraan sebagai bangsa Indonesia.
Persaingan ketat mendorong produktivitas tenaga kerja, daya inovasi bisnis, dan tingkat upah yang semakin tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved