Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Huawei Kembangkan Jaringan 5.5G

Pro/M-2
05/11/2022 07:45
Huawei Kembangkan Jaringan 5.5G
CEO Huawei Cloud Indonesia, Jason Zhang.(Dok HUAWEI)

BELUM lama mulai digunakan secara merata di berbagai negara, saat ini perusahaan teknologi dan operator seluler telah mulai mengembangkan teknologi jaringan 5.5G. Huawei menjadi salah satu yang tengah memelopori pengembangan jaringan 5.5G.

Rotating Chairman Huawei, Ken Hu, mengatakan saat ini Huawei telah menjalankan kerja sama dengan beberapa perusahaan operator seluler dunia untuk menyukseskan kehadiran 5.5G. Setidaknya ada empat fitur yang menjadi fokus pada jaringan 5.5G yang dikembangkan pihaknya.

Keempat fitur tersebut ialah kecepatan downlink 10 Gbps, kecepatan uplink 1 Gbps, dukungan untuk 100 miliar koneksi, dan native intelligence atau kecerdasan asli. Seluruhnya disebut sebagai evolusi selanjutnya dari teknologi 5G.

"Seluruh pelaku industri perlu bekerja sama untuk menentukan serangkaian standar, mempersiapkan spektrum, dan membangun ekosistem 5,5G ini,” tutur Hu dalam Huawei Global Mobile Broadband Forum (MBBF) Ke-13, yang digelar secara hibrida, Rabu (26/10).

Hu menjelaskan teknologi 5G telah tumbuh dengan sangat cepat di berbagai negara dalam tiga tahun terakhir. Banyak keuntungan telah didapatkan masyarakat dunia berkat teknologi 5G yang menghadirkan internet berkecepatan tinggi.

Sampai dengan Oktober 2022, lebih dari 230 operator telekomunikasi di seluruh dunia telah meluncurkan layanan 5G komersial. Totalnya, lebih dari 3 juta base station 5G telah terpasang untuk melayani lebih dari 700 juta pelanggan.

Namun, ia yakin teknologi 5G masih memiliki banyak potensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam waktu dekat. Perusahaan teknologi, perusahaan operator, dan semua pihak lainnya perlu bekerja sama untuk sepenuhnya melepaskan potensi jaringan 5G dan memperluas dampaknya dalam bentuk layanan seperti cloud dan integrasi sistem. Dengan begitu, akan hadir lompatan perkembangan dalam jaringan 5G, aplikasinya, dan industri secara keseluruhan.

“Kita telah melihat kemajuan yang sangat solid dalam hal penyebaran jaringan, layanan konsumen, dan aplikasi dalam industri. Teknologi 5G saat ini melaju di jalur cepat dan kita semua perlu merasa bangga dengan kemajuan yang telah kita capai. Akan tetapi, banyak hal lain yang dapat kita lakukan untuk memaksimalkan nilainya,” ujar Hu.

Hu juga mengatakan kehadiran 5G sejalan dengan peluang-peluang baru yang menggiring ke perubahan perilaku konsumen. Perubahan itu membawa keuntungan bagi banyak pihak, khususnya perusahaan teknologi dan operator seluler.

Perubahan contohnya terjadi dari bergesernya penyumbang pendapatan utama operator telekomunikasi. Sebelumnya pendapatan utama mereka masih terbatas di layanan pelanggan yang dihadirkan. Saat ini, pendapatan utama bergeser dari penggunaan data pada berbagai aplikasi, khususnya penyedia layanan streaming berlangganan.

“Jika kita bekerja bersama, kita akan dapat mendorong lompatan perkembangan dalam jaringan 5G, aplikasinya, dan industri secara keseluruhan,” tutur Hu.

Di Indonesia, Huawei juga tengah menjalin kerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan untuk mengembangkan teknologi, khususnya terkait dengan telekomunikasi. Kerja sama itu di antaranya dilakukan dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Dalam kerja sama tersebut, hal utama yang akan dilakukan ialah riset dan inovasi di bidang kecerdasan artifisial, komputasi awan, teknologi 5G, dan ekosistem digital Indonesia.

“Hingga 2025, lebih dari 85% organisasi akan mengadopsi strategi yang mengutamakan cloud (cloud-first strategy). Karena itulah, Huawei Cloud telah meluncurkan data center lokal di Jakarta baru-baru ini," ujar CEO Huawei Cloud Indonesia, Jason Zhang.

 

Telekomunikasi ramah lingkungan

SVP of Operation & Network Economics Orange Group Emmanuel Chautard mengatakan, di tengah pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi, perusahaan teknologi juga perlu untuk memperhatikan aspek lingkungan. Seperti diketahui, saat ini dampak pemanasan global bagi bumi sudah semakin besar.

“Saat ini banyak warga dunia yang semakin menuntut kehadiran teknologi ramah lingkungan. Karena itu, kita sebagai perusahaan teknologi telekomunikasi juga harus mulai memperhatikan perubahan tersebut,” ujar Chautard.

Chautard mengatakan saat ini teknologi telekomunikasi memiliki peranan besar dalam mengurangi jejak karbon. Itu terjadi di antaranya dengan memudahkan komunikasi lewat berbagai teknologi komunikasi jarak jauh.

Meski begitu, upaya untuk meningkatkan kontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim harus terus dilakukan bersama-sama. Satu di antaranya merancang teknologi yang lebih hemat energi listrik dan berkuatan tinggi sehingga lebih tahan lama. (Pro/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya