Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ERICK Thohir kembali melakukan terobosan baru pascaterpilih menjadi ketua umum PSSI, dua bulan lalu, khususnya menyangkut masalah wasit.
Erick bertekad membersihkan praktik pengaturan pertandingan atau match fixing yang kerap melibatkan wasit dengan terlebih dahulu meningkatkan tingkat kesejahteraan wasit.
Terobosan itu dilakukan salah satunya dengan menggodok kebijakan baru yakni dengan mendaftarkan para wasit sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Baca juga: PSSI Gandeng BPJS Ketenagakerjaan Beri Perlindungan Jaminan Sosial ke Wasit
Tidak hanya BPJS Ketenagakerjaan, PSSI juga berencana menambahkan jadwal memimpin pertandingan kepada para wasit yang sebelumnya di bawah 10 pertandingan, akan ditambah hingga 15 pertandingan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka demi tidak terpengaruh oleh para mafia sepak bola di Indonesia.
Ketua Bidang Industri Kreatif dan Ekonomi Digital Pengurus Besar Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) Sandey Tantra Paramitha mengatakan kebijakan tersebut merupakan salah satu terobosan awal Ketua Umum PSSI untuk kesejahteraan wasit Indonesia.
“Langkah awal untuk memberikan jaminan kesejahteraan bagi wasit itu adalah sebagai salah satu langkah yang sangat tepat dalam rangka meminimalisir terjadinya pengaturan skor,” kata Sandey Tantra kepada wartawan, Kamis (13/4).
Baca juga: Erick Terharu Temui Wasit Liga 2 yang Alih Profesi
Dikatakan Sandey, hal itu bisa terealisasi atau tidak tergantung dari bagaimana PSSI betul-betul fokus dalam rangka memperhatikan tenaga keolahragaan.
Dalam hal ini adalah wasit yang memimpin suatu pertandingan itu dibuat tata kelola bagaimana dalam suatu pertandingan itu tidak menugaskan wasit yang memang berada dalam suatu wilayah atau klub dari daerahnya sendiri.
“Artinya perlu ada semacam wasit yang memimpin bukan dari daerah tersebut. Hal ini memang menjadi suatu hal yang harus direalisasikan sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya pengaturan skor, tetapi kembali lagi bahwa wasit ini memang perlu dibuat semacam training camp atau semacam pelatihan mengenai kompetensi sehingga mereka juga merasa diperhatikan,” ujarnya.
“Kalau ada untuk upgrade kompetensi wasit, mereka harus dilibatkan dan itu menjadi suatu bentuk kesejahteraan wasit dan Insya Allah tidak akan terjadi pengaturan skor. Ini memang harus perlu meyakinkan bahwa wasit itu sangat vital tugasnya dalam satu pertandingan, jadi netralitas, kejujuran dan kompetensi seorang wasit itu dipertaruhkan di situ sehingga perlu ada semacam reward and punishment,” tambahnya.
Menurut Sandey, kebijakan Ketua Umum PSSI tersebut sangat bagus karena tidak hanya meningkatkan kesejahteraan wasit, tetapi ada semacam rangsangan bagi para wasit agar terus meningkatkan kualitas dan menjunjung tinggi integritas mereka sebagai pengadil dalam lapangan.
“Kalau wasitnya bertugas dengan baik maka perlu ada penghargaan. Tapi memang kalau ada kesalahan yang disengaja kita harus berikan sanksi. Sanksinya nanti diberikan oleh komite perwasitan. Tapi kalau kesalahan itu tidak disengaja mungkin perlu ada peringatan atau perlu ada sanksi yang mungkin berdasarkan level-level yang sudah disepakati begitu,” ungkapnya.
“Jadi saya pikir ini bisa terealisasi kalau memang wasit ini diperhatikan, didampingi, dan diberikan penghargaan melalui upgrade kompetensi daripada wasit,” sambungnya.
Senada dengan Sandey Tantra, wasit Liga 1 Indonesia Muhammad Kisflan mengapresiasi terobosan-terobosan baru yang dilakukan Erick dengan mengutamakan kesejahteraan para wasit.
Salah satu poin yang menjadi perhatian Kisflan adalah penambahan jadwal wasit memimpin pertandingan. Buat Kisflan hal itu sangat baik, namun harus dibicarakan dengan komite wasit agar tidak menimbulkan kegaduhan.
“Niat Pak Erick itu kan memang luar biasa ya. Di satu sisi, saya sangat bangga dengan apa yang akan dilakukan oleh ketua kami, tetapi di satu sisi lain pertandingan itu kan butuh kompetensi yang luar biasa. Dan juga di dalam penugasan wasit juga dari komite wasit pun juga banyak pertimbangan, dalam arti kata tidak semua juga bisa di pukul ratakan 10 sampai 15 pertandingan,” kata Kisflan.
“Jadi maksud dari ketua kami itu agar boleh mereka kalau bermimpi tetapi harus sejalan dengan peningkatan kompetensi dari SDM wasit itu sendiri, nggak mungkin Pak Erick memaksakan itu kalau SDMnya wasitnya yang ada itu butuh di-upgrade,” jelasnya.
Meski begitu, Kisflan mengakui kebijakan Ketua Umum PSSI sangat luar biasa dan tepat agar para oknum-oknum wasit yang nakal ini bisa ditertibkan demi kemajuan sepak bola Indonesia yang sehat dan kompetitif.
“Langkah itu luar biasa, artinya dengan adanya pembagian ini istilahnya jadwal itu salah satu cara bagaimana kita menghindari hal tersebut (pengaturan skor) dan perlu dicatat juga bahwasanya memang dalam beberapa tahun belakangan ini kompetensi kita sudah lebih baik. Jadi untuk memperkecil kesalahan lagi mungkin perlu adanya peningkatan SDM dari wasit itu sendiri,” paparnya.
Oleh sebab itu, sebagai wasit, Kisflan mendukung penuh kebijakan-kebijakan PSSI yang baru. Pasalnya, kebijakan yang saat ini sedang digodok PSSI juga baik untuk keselamatan wasit dalam memimpin, sekaligus memberikan support kepada seluruh klub untuk bersaing secara sehat.
“Programnya yang diinginkan oleh Ketum kami saya selaku wasit sangat support apa yang diinginkan oleh ketum kami, kalau saya nilai dari aspek keamanan baik itu dari pertandingan maupun keamanan kompetensi itu sangat relevan dengan apa yang telah dilakukan. Untuk output yang dihasilkan pun yaitu kompetensi yang lebih baik dan lebih bersih,” pungkasnya. (RO/Z-1)
Pembentukan BUMN Klaster Logistik adalah langkah strategis untuk menciptakan sinergi yang lebih kuat antar BUMN dalam menyediakan layanan logistik end-to-end.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan persaingan tidak hanya terjadi antarpemain namun pelatih juga harus bersaing di Timnas Indonesia baik kelompok umur atau senior.
Indra Sjafri meminta semua pihak untuk tidak membenturkan dirinya dengan pelatih lain terkait berbagai rumor mengenai peluangnya melatih Timnas senior di Piala AFF 2024.
Beragam komentar disampaikan publik sepak bola Tanah Air melalui media sosial setelah Garuda Muda meraih gelar juata Piala AFF U-19.
Tim U-19 Indonesia juara usai mengalahkan Thailand 1-0 di final yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Senin (29/7).
Ketua umum PSSI Erick Thohir menyampaikan optimisme menyusul kemenangan tim U-19 Indonesia menjuarai Piala AFF U-19 2024
Pada turnamen Piala Eropa tahun ini, ia telah memimpin tiga pertandingan ,termasuk pertandingan babak 16 besar Spanyol-Georgia.
Nama Letexier tidak asing bagi publik sepak bola Indonesia. Pasalnya, dia pernah memimpin laga Indonesia ketika melawan Guinea pada playoff Olimpiade 2024, Mei lalu.
Wasit asal Jerman Felix Zwayer akan memimpin pertandingan semifinal Euro 2024 antara Inggris melawan Belanda. Media Inggris mengangkat isu penunjukkan wasit tersebut.
Zwayer mengungkapkan dirinya pernah mendapatkan ancaman pembunuhan sejak Jude Bellingham mengkritik kepemimpinannya dalam laga Bundesliga antara Borussia Dortmund dan Bayern Muenchen.
Selain bakal tetap menggunakan wasit asing, Liga 1 2024-2025 juga dipastikan akan menggunakan teknologi video assistant referee (VAR).
Ryan Porteous diganjar kartu merah oleh wasit Clement Turpin asal Prancis gara-gara melakukan tekel dengan dua kaki di tepi kotak penalti terhadap kapten Jerman Ilkay Gundogan pada menit ke-44.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved