Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Robert: Kursi Ketua Umum PSSI Bukan Jabatan Politik

Mediaindonesia.com
16/1/2023 11:02
Robert: Kursi Ketua Umum PSSI Bukan Jabatan Politik
Anggota Komisi X DPR Robert J. Kardinal(MI/HO)

ANGGOTA Komisi X DPR Robert J. Kardinal meminta para pejabat negara tidak ikut cawe-cawe dalam kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI. 

Menurut Robert, anjloknya prestasi sepak bola Indonesia saat ini karena diurus oleh orang-orang yang sama sekali tidak kompeten dan sekedar mencari popularitas.

"Sepak bola kita ini sudah berpuluh-puluh tahun, persoalannya ya itu-itu saja dan tidak pernah ada perbaikan. Itu karena sepak bola kita (PSSI) dikelola sama orang-orang yang sama sekali bukan di bidangnya. Masuk PSSI cuma kejar jabatan, kejar popularitas," kata Robert lewat pernyataan yang diterima, Senin (16/1)

Politisi asal Papua Barat ini mencermati jabatan Ketua Umum dan jajaran pengurus PSSI selama ini justru ditempati oleh orang-orang yang sebenarnya sepanjang karirnya justru tidak pernah berurusan dengan sepak bola.  Bahkan mengelola klub pun tidak pernah. 

"Akhirnya (kelola sepak bola) pakai duit negara pun tidak berhasil. Sponsor kabur, pengusaha juga ogah jadi sponsor karena sepak bola kita dikelola serampangan. Jangankan berprestasi di Asia Tenggara, lawan Vietnam yang sepak bolanya baru bangkit kita pun tidak pernah menang," tegasnya.

Robert mendorong PSSI belajar dari negara-negara lain yang sukses dalam mengelola sistem olahraga. sepak bolanya. Menurutnya, negara lain bisa maju karena dikelola secara profesional oleh orang-orang yang jiwa dan raganya memang sudah di sepak bola. 

"Jadi bukan karena punya jabatan, punya uang, lalu mendadak daftar dan jadi Ketua Umum PSSI. Akhirnya sepak bola kita prestasinya jadi hancur," tegasnya.

Padahal, sambung Robert, tugas negara lebih besar di jabatan PSSI Menurutnya, prestasi sepak bola akan sulit diraih jika masih terus diseret ke urusan politik.

"Sebaiknya (Ketua Umum PSSI) ini diberikanlah kepada para mantan-mantan pemain bola, pelatih, atau memang yang kompeten urus PSSI. Jiwa dan raganya benar-benar di sepak bola, tidak berpikiran politik, cari duit, cari popularitas," ujarnya.

Menurutnya, negara ini harus belajar sama negara-negara seperti Jerman, Belanda, Brasil, Spanyol, Inggris, Argentina dan lainnya yang sudah sangat maju sepak bolanya. 

Menurutnya, industri sepak bola di sana maju bukan hanya karena dukungan iklim dan kompetisi yang bagus, tapi memang pengurusnya diemban oleh pihak-pihak yang sangat kompeten. 

"Di Jerman itu (PSSI-nya) Franc Beckenbauer, di Belanda ada Ruud Gullit. Di mana-mana itu pemain bolanya jadi ketua umum. Di sini karena para (mantan) pemainnya tidak punya duit, tidak punya dukungan politik, pangkat dan jabatan, jadilah mereka semua diam. Karena sistem juga," ujarnya.

Untuk itu, dia meminta pemerintah dan semua pihak untuk berbesar hati mendukung para pemain profesional sepak bola untuk duduk di kursi PSSI. Menurutnya, banyak mantan pemain top yang sebenarnya bisa maju mengurus sepakbola dalam negeri seperti Boas Salozza, Bambang Pamungkas, Kurniawan Dwi Julianto, Robi Darwis, Aji Santoso dan lainnya.

"Ayo kembali kan sepakbola kita kepada yang benar-benar mencintai dan mengerti sepakbola," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, sejumlah pejabat negara resmi mendaftar sebagai calon Ketua Umum PSSI. Hingga Mereka di antaranya Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya