Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
FIFA berharap peluncuran teknologi offside semiotomatis yang sedang diujicobakan di Piala Dunia Antarklub tidak hanya akan mempercepat pengambilan keputusan tetapi juga memberikan kejelasan yang lebih baik bagi para pendukung sepak bola.
Sistem pelacakan optik pertama kali diuji pada Piala Arab tahun lalu di Qatar dan tujuan utamanya adalah agar teknologi itu dapat digunakan sepenuhnya di Piala Dunia 2022 pada akhir tahun ini.
Ketua Komite Wasit FIFA Pierluigi Collina, Rabu (9/1), mengatakan kepada wartawan bahwa VAR telah terbukti 'sangat sukses' sejak diperkenalkan tetapi mengakui masih diperlukan lebih banyak konsistensi.
Baca juga: Sebut Piala Dunia Setiap Dua Tahun Bagus untuk Pengungsi, Infantino Dikecam
"Ini belum di sangat, sangat atas ... kecepatan proses pengambilan keputusan yang sama. Menjadi cepat dan akurat tidak jalan berbarengan," kata Collina di sela-sela Piala Dunia Antarklub di Abu Dhabi.
"Penting bagi petugas VAR untuk mendapatkan keputusan yang akurat, tetapi kami sadar kami perlu mempersingkat waktu, terutama dengan offside."
"Terkadang butuh waktu lebih lama untuk menilai keputusan offside, terutama dalam insiden yang sangat ketat."
"Gol sudah dirayakan, semua orang menunggu dan kemudian ada gol yang dianulir, atau sebaliknya ... dan kemudian setelah waktu yang cukup lama ada keputusan akhir," lanjutnya.
Teknologi pelacakan anggota badan yang digerakkan oleh data bergantung pada sejumlah kamera khusus dan kamera siaran di seputar stadion untuk memberikan posisi yang tepat dari pemain di lapangan, menawarkan informasi yang tepat kepada wasit dalam hitungan detik.
Untuk meningkatkan akurasi, sistem saat ini, menghasilkan 18 titik data per pemain-- melacak berbagai bagian tubuh untuk membuat model kerangka tiga dimensi.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan itu menjadi 29 titik untuk Piala Dunia agar memberikan presisi lebih lanjut, menurut kepala teknologi sepak bola di FIFA, Sebastian Runge.
Begitu keputusan akhir dibuat, teknologi berbasis kecerdasan buatan mengubah gambar menjadi animasi 3D yang dapat ditampilkan di layar lebar di lapangan.
"Dengan mengambil data itu, kita bisa masuk ke dunia 3D dan kita bisa membuat animasi, yang bisa menjelaskan dengan sempurna apakah seorang pemain onside, seberapa jauh pemain itu offside atau onside," kata Runge.
"Kami memasukkannya ke dalam animasi yang akan dibagikan dengan TV dan operator layar raksasa kami dan kami dapat memberi tahu penonton dengan cara yang lebih jelas tentang keputusan offside dan onside," imbuhnya.
Terlepas dari pengaruh teknologi yang terus berkembang, FIFA menegaskan wasit akan tetap membuat keputusan terakhir.
Petugas VAR, yang bertanggung jawab untuk memantau offside, memeriksa insiden saat terjadi, ketimbang menunggu penghentian dalam permainan.
Petugas itu memberi tahu ofisial VAR utama, yang membuat keputusan dan kemudian berbicara kepada wasit.
"Saya tahu ada yang menyebutnya 'robot offside', bukan. Teknologi itu hanya alat yang digunakan manusia," kata Collina.
"Wasit dan asisten wasit masih bertanggung jawab atas keputusan di lapangan. Teknologi hanya memberi mereka dukungan yang berharga untuk membuat keputusan yang lebih akurat dan lebih cepat," tambahnya.
Collina menggunakan contoh gol yang dianulir karena offside dalam kemenangan 2-0 Palmeiras di semifinal atas Al Ahly, Selasa (8/2), sebagai area di mana lebih banyak yang bisa dilakukan untuk membuat penggemar mendapat informasi lengkap. (Ant/OL-1)
Pada turnamen Piala Eropa tahun ini, ia telah memimpin tiga pertandingan ,termasuk pertandingan babak 16 besar Spanyol-Georgia.
Nama Letexier tidak asing bagi publik sepak bola Indonesia. Pasalnya, dia pernah memimpin laga Indonesia ketika melawan Guinea pada playoff Olimpiade 2024, Mei lalu.
Wasit asal Jerman Felix Zwayer akan memimpin pertandingan semifinal Euro 2024 antara Inggris melawan Belanda. Media Inggris mengangkat isu penunjukkan wasit tersebut.
Zwayer mengungkapkan dirinya pernah mendapatkan ancaman pembunuhan sejak Jude Bellingham mengkritik kepemimpinannya dalam laga Bundesliga antara Borussia Dortmund dan Bayern Muenchen.
Selain bakal tetap menggunakan wasit asing, Liga 1 2024-2025 juga dipastikan akan menggunakan teknologi video assistant referee (VAR).
Ryan Porteous diganjar kartu merah oleh wasit Clement Turpin asal Prancis gara-gara melakukan tekel dengan dua kaki di tepi kotak penalti terhadap kapten Jerman Ilkay Gundogan pada menit ke-44.
PELATIH Uruguay Marcelo Bielsa membela keterlibatan pemainnya dalam bentrokan dengan penggemar Kolombia setelah pertandingan semifinal Copa America di Stadion Bank of America.
Menjelang pertandingan UEFA EURO 2024, Hotel Ciputra Jakarta pun tak tertinggal dan ikut memeriahkan dengan penawaran paket menginap Goal-Getter Euro dengan harga Rp1.298.000 net/malam.
Timnas Indonesia U-23 menang dengan skor meyakinkan 4-1 atas Yordania U-23 di laga Grup A Piala Asia U-23 2024 Qatar pada Minggu (21/4) di stadion Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha.
Selain Beckham, ucapan romantis juga disampaikan anak-anak Victoria di masing-masing akun Instagram mereka.
Gianni Infantino, Presiden FIFA, mengajak untuk bersama-sama melawan rasisme yang meluas dalam sepak bola internasional.
Jude Bellingham akan menjadi pembeda yang tidak dimiliki Madrid musim lalu ketika kalah dari City di semifinal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved