Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PANEL Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), Kamis (7/1), akhirnya menyatakan bahasa yang digunakan Edison Cavani dalam unggahan di media sosialnya tidak bersifat rasisme meski sang striker Manchester United tetap mendapat skorsing tiga laga.
Penyerang asal Uruguay itu, pekan lalu, diganjar larangan bermain tiga pertandingan dan denda 100.000 pound sterling (sekitar Rp1,9 miliar) karena mengunggah foto dengan pesan bertuliskan 'gracias negrito' yang ditujukan kepada temannya setelah Manchester United menang 3-2 atas Southampton, 29 November lalu.
FA memandang kata itu berbau rasisme dan temuan komisi peraturan FA yang dipublikasikan menjelaskan kenapa Cavani diberi sanksi minimum sesuai peraturan FA E3.1.
Baca juga: MU Rampungkan Kepindahan Diallo ke Old Trafford
"Komisi puas bahwa sang pemain menulis balasannya dengan apresiasi penuh kasih atas pesan dari teman Uruguaynya dan bahwa pesan itu tidak dirancang atau dimaksudkan untuk menjadi rasis atau menyinggung baik kepada temannya atau orang lain yang membaca konten dari postingan Instagram tersebut," ungkap FA dalam pernyataan resmi.
"Kesimpulan itu didukung olah semua bukti yang tersedia yang relevan dengan situasi di mana postingan tersebut dibuat dan dengan memperhatikan karakteristik dan respon pemain. Namun, tidak cukup bahwa sang pemain tidak memiliki niat seperti itu," lanjut FA.
FA mengatakan para pendukung Liga Primer Inggris bisa melihat kata negrito, yang dalam bahasa Spanyol berarti orang kecil berkulit hitam, berbau rasisme.
Konfederasi sepak bola Amerika Selatan (CONMEBOL) dan Asosiasi sepak bola Uruguay telah mengkritik keputusan FA dalam menjatuhkan sanksi kepada Cavani.
Komisi FA menyatakan terkejut terhadap kurangnya pelatihan media yang diberikan kepada Cavani, yang bergabung dengan United pada Oktober lalu, sehingga dia bisa "Berada dalam posisi yang lebih baik untuk memahami perbedaan budaya yang mungkin bisa menimbulkan masalah dengan pemain asing yang mengunggah informasi di platform media sosial".
Akademi Bahasa Nasional Uruguay sempat dibuat berang oleh keputusan itu dan menyebut keputusan FA merupakan hasil dari 'kemiskinan pengetahuan budaya dan lingustik'.
Academia Nacional de Letras Uruguay, Jumat (1/1), seperti dilansir AFP, menyatakan kata 'negro' (orang berkulit hitam) atau diminutifnya 'negrito' - mirip dengan 'gordo' (gendut) atau 'gordito' dan 'flaco' (kurus) - merupakan istilah yang sering dipakai untuk menunjukkan rasa sayang kepada seseorang.
"Di Bahasa Spanyol (yang dipakai) di Uruguay, misalnya, di antara pasangan atau teman, antara orangtua dan anak, seseorang sering mendengar dan mengucapkan ekspresi seperti gordito, negri, negrito," demikian pernyataan resmi akademi tersebut.
"Bahkan, seseorang yang diajak bicara belum tentu kelebihan berat badan atau berkulit gelap."
Di akhir pernyataannya, akademi tersebut mengatakan FA telah melakukan ketidakadilan serius terhadap seorang atlet Uruguay yang berada di tingkat internasional tertinggi dan telah menyingkap ketidaktahuan tentang penggunaan bahasa dan khususnya bahasa Spanyol, tanpa memperhatikan semua kerumitan dan konteksnya. (Ant/OL-1)
Marsch mengatakan masih banyak yang harus mereka lakukan untuk bersaing dengan tim-tim top dunia termasuk mengembangkan lebih banyak talenta kelahiran Kanada di usia yang lebih muda
Uruguay kalah 0-1 dari Kolombia pada semifinal di Stadion Bank of America, Carolina Utara, Rabu (10/7) waktu setempat atau Kamis (11/7) pagi WIB.
Kolombia mampu mempertahankan kemenangan setelah mendapat serangan bertubi-tubi dari Uruguay hingga bisa lolos ke final.
Penyelenggara turnamen diharapkan lebih memperhatikan keselamatan keluarga pemain di masa mendatang.
Meski bermain dengan 10 pemain, Kolombia sukses mempertahankan keunggulan mereka dan melaju ke final Copa America pertama mereka sejak menjadi juara pada 2011.
Bielsa yakin komposisi skuadnya sangat mumpuni untuk memainkan gaya yang agresif ketika melawan Kolombia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved