Puisi-puisi Yudi Damanhuri

Epilog Hari 
: teruntuk Nadin Amizah 

remuklah kenangan setelah matamu mengintai hari-hariku 
bertahun lara yang mukim bermigrasi ke entah kosong benua 

tidak ada yang tahu, sampai kapan bertahan 
sunyi kembara ini menuai gersang fatamorgana hati 
sebab fragmen duka kerap kembali pada interval yang sama 

kuyuplah dunia sepiku akan teduh mengingatmu 
jejak luka akan berinvasi manakala jiwa kerap 
memikul lembab harap gelora masa depan 
yang tak berkesudahan 

2022 

Partitur Dini Hari 

cukuplah diri membunyi sunyi 
dalam ruang dengan rokok sebatang 
kau menubrukkan tubuh 
pada stanza partitur 
sebelum ambruk 
di kaki subuh 

2022 

Sebelum Konser 

tenggelamlah kita dalam sunyi
yang akbar 
denting segelas anggur 
dan setangkai mazmur 

2022 

Hati kembali memanggul sepi dan merapalkan ribuan rima mantra dari masa ke masa. 

Setelah Konser 

hati kembali memanggul sunyi 
merekatkan ribuan keping lara 
dari mata ke mata 

ada yang diam-diam membantun 
kenangan masa kanak 
bersama ledak bahak 

hati kembali memanggul sepi 
merapalkan ribuan rima mantra 
dari masa ke masa 

dan kita selalu kembali 
tenggelam 
dalam partitur 
melodrama 

2022

Konser Yang Lain 

setumpuk lirik menanggul musik 
gitar tampak gemetar 
disentuh masa lalu yang jauh 
alunan nada tak benar setia 
setelah gema kenangan 
bertalu menghujatmu 

2022 

Baca juga: Puisi-puisi Frans Purba 
Baca juga: Puisi-puisi Didik Wahyudi 
Baca juga: Puisi-puisi Yevgeny Yevtushenko 

Yudi Damanhuri, penulis, merupakan pemenang Sayembara Naskah Drama Dewan Kesenian Banten 2017. Alumnus Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten. Kini, bergiat dan bekerja di Kota Serang. Ilustrasi header: Hank Suhartono, Pohon Tua, 40 x 60, akrilik pada kanvas. (SK-1)