Komisioner KPU dan Bawaslu Terpilih Mesti Tancap Gas

KETUA Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie menyambut baik komisioner baru KPU dan Bawaslu. Ia meminta para komisioner baru itu dapat langsung bekerja dengan maksimal.

Jimly mengatakan, mereka harus bisa bekerja secara kolektif kolegial. Mereka juga perlu langsung menggelar rapat musyawarah, mengingat agenda-agenda pemilu di 2018 dan 2019 kian dekat.

"Ini penting, karena kita banyak sidang. Habis dilantik Presiden, keppres keluar. Biasanya orang suka nunggu keppres sudah rapat saja. Kalau Presiden sibuk, rapat saja dulu," kata Jimly saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (5/4).

Dalam kesempatan itu Jimly juga mengomentari sosok-sosok komisioner anyar KPU dan Bawaslu. Masuknya dua komisioner lama KPU, Hasyim Asy'ari dan Arief Budiman dinilai akan mengokohkan kinerja KPU.

Sementara itu, untuk komisioner Bawaslu, Jimly menilai nama-nama yang terpilih juga sudah terbukti. Menurutnya, ketiga sosok itu memiliki pengalaman yang cukup baik. "Saya optimistis ini pemilihan yang baik," tegasnya.

Komisi II DPR telah memilih tujuh orang calon komisioner KPU dan lima orang calon komisioner Bawaslu periode 2017-2022. Mereka dipilih melalui pemungutan suara pada Rabu (5/4) dini hari. Pemilihan dilakukan setelah uji kelayakan dan kepatutan dua hari sebelumnya.

Lima komisioner Bawaslu yang terpilih dengan suara tertinggi adalah Ratna Dewi Pettalolo sebanyak 54 suara, Mochammad Afifuddin meraup 52 suara, Rahmat Bagja dengan 51 suara, Abhan meraih 34 suara dan Fritz Edward Siregar sebanyak 33 suara.

Komisioner petahana KPU ada dua yang kembali terpilih, yaitu Hasyim Asy'ari dan Arief Budiman. Sedangkan Ida Budhiati, Sigit Pamungkas, dan Ferry Kurnia Rizkiyansyah tidak lolos.

Ketujuh anggota KPU yang terpilih dengan perolehan suara tertinggi adalah Pramono Ubaid Tanthowi dan Wahyu Setiawan dengan masing-masing memperoleh 55 suara, Hasyim Asy'ari dengan 54 suara, dan Ilham Saputra meraih 54 suara.

Lalu, Viryan dengan 52 suara, diikuti Evi Novida Ginting Manik dengan 48 suara dan Arief Budiman sebanyak 30 suara. (MTVN/X-12)