Presiden: Pisahkan Urusan Agama dan Politik

Rudy Polycarpus
24/3/2017 19:21
Presiden: Pisahkan Urusan Agama dan Politik
(ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

PRESIDEN Joko Widodo meminta pemisahan urusan politik dengan agama. Menurut Presiden, jika urusan agama diintervensi politik, berpotensi mengancam kebinekaan bangsa.

Pernyataan Jokowi menanggapi dinamika pilkada sebagai kontestasi demokrasi lima tahunan.

"Jangan dicampuradukkan agama dan politik. Dipisah betul agar rakyat tahu mana (urusan) agama, mana yang politik," ujar Presiden saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, Jumat (24/3).

Presiden menilai bagaimana urusan agama dan politik yang disatukan dalam pilkada telah menimbulkan daya rusak pada masyarakat. Hal itu terlihat dari banyaknya gesekan antarmasyarakat.

"Banyak gesekan kecil karena pilgub, pilbub. Ini yang harus kita hindarkan," tegasnya.

Jika tidak dipisah, sambung kepala negara, keberagaman identitas bahasa, suku hingga agama di Indonesia bisa terancam. "Jangan sampai antarsuku, antaragama ada pertikaian."

Presiden meminta peran para pemimpin agama untuk mengingatkan umat mereka merawat keberagaman yang dimiliki bangsa, bukan justru memicu pertikaian. Menurutnya, keberagaman yang dimiliki Indonesia justru merupakan potensi bangsa.

"Kalau kita tidak bisa menjaga dan merawat, akan ada pertikaian. Itu yang harus kita jaga dan rawat karena semuanya anugerah Allah," pungkasnya. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya