Menari di Atas Isu SARA Bisa Jadi Bahaya Laten

KOMPETISI dan kontestasi dalam Pilkada DKI Jakarta membuka peluang semua peserta memainkan isu-isu yang melemahkan elektabilitas calon lain. Termasuk memainkan isu SARA yang kini kian tak terelakkan.

Menurut Peneliti LIPI Siti Zuhro, dalam konteks Pilkada Jakarta, semua calon menabung isu SARA. Ia berpendapat, masing-masing calon mengambil keuntungan. Baik pasangan Basuki Tjahaja Purnama (ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebagai korban, maupun Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang memiliki basis massa muslim.

Namun, ia mengingatkan, menari di atas isu SARA bisa menjadi bahaya laten, sama dengan korupsi dan tindak kejahatan lainnya. Jika isu itu dimainkan berlebihan, tidak hanya menguras energi masyarakat, tapi juga berpotesnsi memecah-belah bangsa.

"Lebih berbahaya politisasi SARA ketika menjadi komoditas politik untuk tujuan tertentu. Pasti ini akan jadi bahaya laten juga," ujarnya.

Zuhro menampik isu tersebut lekat dengan agama tertentu. Menurutnya, semua pihak bisa memainkan isu SARA dan mengambil keuntungan. Ia pun mengingatkan, pilkada bukan sekadar pergantian kepemimpinan, tetapi juga proses meningkatkan kualitas demokrasi yang sehat dan bermartabat.

Kepada penegak hukum, Siti meminta tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang mencederai demokrasi. "Demokrasi membuthkan landasan sistem hukum berkualitas. Penegakkan hukum yang konkret akan memberikan kepastian hukum kepada masyarakat," tandasnya. (X-12)