Rakyat Memilih

PESTA demokrasi pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dipandang sebagai bentuk paling nyata dari kedaulatan yang berada di tangan rakyat serta wujud paling konkret partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan pemilu.

Sebelum 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh DPRD. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Rabu (15/2) menjadi catatan sejarah perpolitikan bangsa Indonesia setelah tiga bulan (28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017) para pasangan calon (paslon) berkontestasi dalam arena pilkada.

Berdasarkan data dari situs resmi KPU, 101 daerah meliputi 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten menggelar pilkada serentak. Bagi warga di 101 daerah di Indonesia, ini merupakan pesta yang menggairahkan.

Para petugas TPS berdandan dengan pakaian terbaik. Begitu pula para pemilih yang duduk tertib menanti giliran menyalurkan aspirasi. Dari bilik-bilik suara, rakyat Indonesia dihadapkan pada berbagai pilihan tokoh, politikus, hingga artis yang memperebutkan posisi sebagai gubernur-bupati-wali kota.

Tidak kurang 247 paslon mengikuti perhelatan 5 tahunan ini dengan anggaran dana sebesar Rp4,45 triliun.

Rabu yang istimewa buat negeri ini. Sepanjang siang hingga berpekan-pekan kemudian, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah menjadi topik favorit para ibu saat berbelanja di tukang sayur, para bapak di warung kopi, serta para pekerja saat mereka makan siang. Tentunya juga saat mereka berbincang di media sosial. Di akar rumput, warga bertukar argumentasi, mungkin juga saling cela berbalut canda pada sikap politik sang kawan.

Ujung jari telah bertintakan biru yang menandakan partisipasi aktif rakyat Indonesia dalam kepedulian terhadap perjalanan bangsa ini. Semoga keriangan ini akan terus berlanjut.... (Sumaryanto Bronto/P-2)