Rela Pasang Badan untuk Basuki

KELOMPOK aktivis perempuan yang tergabung di dalam Perempuan Peduli Kota Jakarta meyakini dakwaan yang ditujukan kepada Basuki Tjahaja Purnama jauh dari kebenaran.

Mereka berharap putusan peradilan kelak mengedepankan prinsip-prinsip keadilan.

"Kami sangat yakin dakwaan kepada Saudara Basuki jauh dari kebenaran. Kami berharap pembuktian di peradilan sungguh adil dan mempertimbangkan semua data yang ada," ujar aktivis sekaligus mantan Ketua Komnas Perempuan Saparinah Sadli.

Menurutnya, seluruh program dan kebijakan yang diterapkan Basuki dapat dijadikan pertimbangan bagi majelis hakim dalam memutus perkara.

Banyak programnya yang jelas bertumpu pada aspek saling menghargai sesama.

Saparinah mengumpamakan pembangunan ruang publikt terpadu ramah anak sebagai salah satu program yang pluralis.

Pembangunann RPTRA di 188 lokasi di Jakarta, bagi dia, memperbesar lingkup interaksi antarumat beragama di DKI Jakarta.

"Apa yang dibuat itu memperlihatkan kebijakannya merespons kebutuhan masyarakat Jakarta yang pluralis dan membutuhkan banyak ruang perjumpaan," tambahnya.

Saparinah pun berharap 2017 akan menjadi tahun baik untuk pembuktian peradilan yang sungguh-sungguh adil.

Pengadilan pun diminta mempertimbangkan semua data kinerja Basuki selama ini.

Aktivis perempuan lainnya Rita Kalibonso juga berharap majelis hakim mempertimbangkan aspek positif Basuki pada pengelolaan tata kelola pemerintahan yang baik.

"Aspek tata kelola pemerintahan yang sudah baik diterapkan semoga juga menjadi pertimbangan hakim dalam mengambil putusan."

Menurutnya, Basuki telah terbukti merespons berbagai kebutuhan yang sangat mendasar bagi seluruh kelompok masyarakat tanpa pandang bulu.

Itu terutama pemenuhan atas hak kesehatan, hak hidup layak, dan hak akses pendidikan yang dihadapi banyak ibu di Jakarta.

Sebagai aktivis kaum perempuan, ia merasakan betul sejumlah program Ahok-Djarot yang properempuan.

Beberapa di antaranya ialah penerapan kartu Jakarta pintar dan kartu Jakarta sehat.

"Bisa dikatakan perempuan sangat berkepentingan langsung terhadap pemenuhan atas pendidikan dan kesehatan anak-anaknya."

Keberhasilan dua program itu dapat diukur dengan sejumlah parameter. Pertama, angka kematian ibu di Jakarta yang kini hanya mencapai 98 kematian dari 100 ribu jiwa.

Itu sudah jauh di bawah angka kematian ibu nasional.

Anggaran sebesar Rp2,5 triliun telah digelontorkan untuk memenuhi kebutuhan 750 ribu penerima dana kartu Jakarta pintar.

Trans-Jakarta

Di sisi transportasi, bus Trans-Jakarta saat ini diajukan sebagai contoh kebijakan properempuan.

Ada kursi yang menghadap ke depan.

Itu salah satu cara Basuki menjaga keamanan kaum hawa.

Basuki mengatakan dirinya rela mengurangi kapasitas bus Trans-Jakarta, asalkan keamanan para perempuan bisa terjamin.

Ia sering mendapat laporan, bila bus dalam keadaan penuh sesak, banyak perempuan yang dilecehkan di dalam kendaraan itu. (P-2)