Sidang Basuki Ujian Kemandirian Hakim

HARI ini pukul 09.00 WIB persidangan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI non-aktif Basuki Tjahaja Purnama digelar oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Pihak kepolisian bekerja keras untuk mengamankan sidang perdana yang dinanti jutaan rakyat Indonesia itu.

Sejumlah pejabat tinggi Polda Metro Jaya mendatangi lokasi persidangan di gedung eks Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jalan Gajah Mada untuk mengecek kesiapan pengamanan, termasuk lantai 2 ruang Kusuma Atmaja, tempat Ahok disidang.

Dalam menanggapi sidang kasus gubernur yang akrab disapa Ahok itu, Pengamat hukum Abdul Fickar Hajar mengatakan, sebenarnya biasa saja seperti perkara pidana lainnya.

Namun, kata dia, karena pasal yang didakwakan ke Ahok sensitif, terlebih petahana itu akan berlaga pada Pilgub 2017, maka menyedot perhatian khalayak luas.

"Sidang ini ujian bagi kemandirian hakim, karena itu hakim harus bebas segala tekanan," kata Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti ini saat dihubungi tadi malam.

Dia menyarankan sidang kasus tersebut tidak disiarkan secara langsung (live), seperti sidang Jessica Kumala Wongso (kasus kopi beracun).

"Ini untuk menghindari polarisasi dalam masyarakat yang diakibatkan keterangan ahli agama yang berbeda tafsir mengenai surat Al Maidah ayat 151 maupun ahli pidana," tuturnya.

Sebelumnya, Komisi Yudisial dan Dewan Pers meminta sidang kasus Ahok tidak disiarkan secara langsung.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan pihaknya menyiapkan tiga lapis pengamanan.

Pertama, jalannya persidangan dari awal sampai akhir.

Kedua, lingkungan dalam dan sekitar pengadilan, termasuk kawasan sentra ekonomi.

Ketiga, pengunjung serta perangkat pengadilan seperti hakim, panitera, jaksa, media serta Ahok beserta tim kuasa hukum.

Di lain sisi, Ihwal peliputan siaran langsung oleh awak media menjadi kewenangan majelis hakim.

"Harus izin dari ketua majelis," kata Humas PN Jakarta Utara, Hasoloan Sianturi.

Minta maaf

Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama kembali menyampaikan permohonan maaf atas kekhilafannya menyinggung surat Al Maidah ayat 151.

"Saya sebagai manusia yang penuh kekurangan, saya minta dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya," pinta Ahok pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Huda, Jalan Talang, Jakarta Pusat, kemarin.

Acara yang dihadiri pasangan Ahok, Djarot Saiful Hidayat, diisi tausiah oleh pengasuh ponpes Buntet, Cirebon, KH Adib Rofiuddin Izza.

Terpisah, meski ada aksi 4/11 dan 212, Presiden Joko Widodo menginginkan situasi politik dalam negeri adem ayem.

Sebab, saat ini sejumlah negara tengah dilanda konflik politik dan ekonomi.

"Contohnya di kawasan Eropa kebanjiran pengungsi, (konflik) ekonomi juga karena harga minyak jatuh di Timur Tengah," jelasnya di Kantor GP Anshor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (11/12).

Oleh sebab itu, masyarakat diajak mencintai Tanah Air dan menjaga keharmonisan bangsa.

Baginya kemajemukan tak semestinya menjadi penyebab gejolak tapi pembuktian kebhinekaan.

Selaras dengan sambutan Presiden, puluhan kyai sepuh GP Ansor meminta Jokowi untuk menjauhkan bangsa Indonesia dari perpecahan. (Cah/X-4)