Sejumlah Tokoh Turun Demo, Gambaran Rendahnya Sikap Kenegarawanan

AKSI unjuk rasa yang dilakukan ormas keagamaan Jumat (4/11) diikuti sejumlah tokoh nasional seperti mantan Ketua MPR Amien Rais serta Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Keiikutsertaan sejumlah tokoh nasional ini mendapat beragam ganggapan publik luas.

Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses Lalongkoe, kepada wartawan di Jakarta Jumat (4/11) menilai, kehadiran sejumlah tokoh nasional dalam aksi unjuk rasa itu gambaran rendahnya sikap kenegarawanan mereka.

"Hari ini publik Indonesia bisa saksikan sendiri, bagaimana akrobat mantan Ketua MPR RI Amien Rais, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dan Fadli Zon ikut turun ke jalan dan berorasi. Kehadiran mereka sebagai tokoh nasional sesungguhnya gambaran rendahnya sikap kenegarawanan mereka," ucap Ramses.

Lebih lanjut, dosen Universitas Mercu Buana ini mengatakan, Amien Rais, Fahri Hamzah, dan Fadli Zon seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia. Mereka harus menunjukkan sikap sebagai seorang negawaran ketimbang ikut dalam barisan unjuk rasa.

Menurut dia, dengan ikut serta dalam barisan unjuk rasa sudah menghilangkan marwah mereka sebagai tokoh nasional yang bisa diharapkan untuk menjadi penengah setiap persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia.

"Sebetulnya hadirnya mereka dibarisan unjuk rasa suatu hal yang aneh. Seharusnya mereka menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat Indonesia. Kalau mereka turun ke jalan dan demo seperti hari ini siapa lagi tokoh-tokoh di bangsa ini yang menjadi penengah saat menghadapi suatu persoalan," tandasnya.

Ia menambahkan, persoalan terbesar di bangsa ini semakin berkurang bahkan sudah tidak ada lagi tokoh-tokoh nasional yang menjadi penengah yang bisa menetralisir setiap persoalan bangsa karena kebanyakan tokoh bangsa saat ini menjadi bagian dari persoalan itu sendiri.

Seperti diberitakan, hari ini ormas keagamaan melakukan unjuk rasa di Istana Kepresidenan menuntut proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas tuduhan penistaan terhadap agama. (RO/OL-4)