Pemberantasan Narkoba Butuh Ketegasan

MUSIK disko berdentum dari sejumlah pengeras suara. Sang instruktur pun mulai memberi aba-aba. Di depan dia, puluhan ‘warga’ Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) yang rata-rata berusia belia mulai bergoyang.

Goyang zumba mengawali Kopi Darat Sehat yang dihelat Kontras di Taman Demokrasi, Medan Merdeka Utara, Jakarta, kemarin sore. Musik sengaja disetel kencang-kencang. Jika sedang berada di Istana Negara, Presiden Joko Widodo tentu bakal sedikit terusik oleh keriaan tersebut.

Dari Taman Demokrasi, Istana memang hanya berjarak sepelemparan batu. “Sasaran kita memang di sana. Presiden bilang negara darurat narkoba, tapi kita masih tunggu kebijakan tegas Presiden dalam hal pemberantasan,” ujar Wakil Koordinator Kontras Puri Kencana Putri.

Hulu ‘kekesalan’ Kontras ialah belum dibentuknya tim independen untuk mengusut keterlibatan aparat penegak hukum dalam bisnis narkotika di Indonesia. Padahal, wacana tersebut telah bergulir selama beberapa pekan.

Wacana pembentukan tim independen mulai digaungkan setelah Koordinator Kontras Haris Azhar mengungkapkan pengakuan gembong narkoba yang sudah dieksekusi mati, Freddy Budiman, terkait dengan keterlibatan sejumlah aparat BNN, Polri, dan TNI dalam bisnis haramnya, belum lama ini.

Meskipun turut diundang untuk ikut ‘ngopi-ngopi’ sore itu, perwakilan TNI tidak tampak. Hanya perwakilan BNN dan Polri yang hadir memenuhi undangan, yakni Kabag Humas BNN Slamet Pribadi dan Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto.

Kepada keduanya, Kontras pun menyerahkan secara simbolis petisi daring yang telah ditandatangani 60 ribu orang yang isinya mendukung langkah Haris mengungkap pengakuan Freddy Budiman.

Petisi tersebut dimateria­lisasikan dalam plakat bertuliskan ‘Kami Percaya Kontras’. “Isinya kepercayaan dari 60 ribu orang bahwa Indonesia bisa bersih dari narkoba. Sekarang percaya, kan, sama Kontras?” kata Putri kepada Rikwanto.

“Percaya,” kata Rikwanto sambil tersenyum masam. “Momentum ini juga kita gunakan untuk bersih-bersih diri. Polri ingin bersih dan Polri ingin tertib. Makanya, kita bentuk tim independen (Polri) untuk mencari tahu fakta tentang pengakuan Freddy Budiman,” tandasnya. (Christian Dior Simbolon/P-5)