Tidak Ada Penerus Santoso Pimpin MIT

PASCAtewasnya pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso pada 18 Juli lalu, membuat kelompok yang berbasis di Pegunungan Biru, Kabupaten Poso itu seperti kehilangan arah.

Kepala Operasi Tinombala Kombes Almas Kolopaking menyebut praktis tidak ada lagi penerus Santoso yang memimpin MIT sehingga kelompok tersebut semakin melemah. Menurutnya, Basri dan Ali Kalora tidak serta merta menjadi pimpinan MIT setelah Santoso tewas. Pasalnya, berdasarkan pengakuan anggota MIT yang tertangkap, Santoso tidak memiliki wakil atau penerus.

"(Santoso) tidak ada wakilnya, dan dari pengakuan yang menyerah Jumri, Salman, Samil, dan (Jumiati), Istri Santoso mengatakan tidak ada wakilnya," ujar Almas di Polres Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (16/8).

Meski demikian, ia menyebut bibit-bibit penerus Santoso ataupun Daeng Koro masih ada di diri anak-anak mereka di masa depan. Untuk itu ia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk mendidik mereka dengan ajaran agama yang baik agar tidak menjadi teroris. "Mudah-mudahan anak-anak mereka bisa diberikan ajaran yang baik," tukasnya.

Di sisi lain, Meski kelompok Santoso telah melemah, namun hal itu tidak menyurutkan pengejaran kepada kelompok MIT yang tersisa 16 orang. Bahkan Almas tidak menutup kemungkinan menambah area pengejaran yang kini seluas 1.200 km2. "Kita kejar terus," kata Almas.

Disamping mengejar, pihaknya juga mencegah para simpatisan Santoso untuk tidak bergabung dengan 16 orang tersebut. Caranya dengan menginstruksikan para Kapolres di Sulawesi Tengah untuk mengintensifkan pengawasan.

"Kita mencegah supaya tidak ada yang naik (bergabung) lagi, (pengawasan intensif) dari Polres Poso, Polres Donggala, Polres Palu. Sekaligus mengefektifkan peran Babinkamtibmas dan Babinsa, kalau ada yang naik lapor," ungkap Almas. (OL-2)