Pemerintah Minta Ketegasan Filipina

Pol
15/8/2016 06:00
Pemerintah Minta Ketegasan Filipina
(ANTARA/Widodo S. Jusuf)

MENKO Polhukam Wiranto meminta ketegasan pemerintah Filipina terkait dengan nasib 11 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Pemerintah Indonesia, kata Wiranto, tidak memiliki opsi selain upaya diplomasi untuk membebaskan sandera.

“Kita meminta ketegasan dari pemerintah Filipina apa yang harus dilakukan untuk mempercepat penyelesaian penyanderaan ini, karena basis dari otak penyanderaan ada di wilayah Filipina dan itu (Fili­pina) punya yurisdiksi nasional yang tidak bisa kita tembus,” tandasnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (12/8).

Selain itu, sambungnya, Indonesia meminta Filipina mengubah strategi dalam menghadapi kelompok bersenjata di wilayah mereka. “Harus lebih tegas dan lebih pasti operasi-operasi militer yang menjurus ­upaya penyelesaian,” paparnya.

Di samping upaya diplomasi, pemerintah RI juga menyiapkan opsi lain. Opsi itu, jelas Wiranto, seperti langkah-langkah intelijen serta mempersiapkan alutsista jika sewaktu-waktu Filipina mengizinkan TNI masuk ke wilayah mereka untuk membebaskan sandera.

“Pemerintah lewat Panglima TNI sudah menyiapkan unit-unit bantuan yang akan mendukung operasi itu. Kalau Filipina setuju, kita siap membantu dalam operasi gabungan untuk menumpas,” ujar mantan menteri pertahanan itu.

Dia memastikan WNI yang disandera masih hidup meski fisik mereka tak terlalu bagus. Tim intelijen, katanya, selalu memantau perkembangan para sandera. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat memercayakan nasib para sandera kepada pemerintah. Pemerintah serius dalam melindungi WNI dan menumpas segala bentuk terorisme.

“Untuk keluarga para sandera, kita tetap minta aparat keamanan, aparat teritorial, pemda untuk melaksanakan pendampingan. Artinya, supaya keluarga terus-menerus kita beri semangat, informasi yang benar,” pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Marsudi mengungkapkan bahwa ­upaya pembebasan 11 WIN di Filipina Selatan terkendala situasi dalam negeri negara itu. Pasalnya, tengah terjadi pertempuran di sejumlah daerah antara tentara Filipina dan kelompok Abu Sayyaf.

“Situasi di lapangan kini lebih sulit dari sebelumnya, yakni banyak terjadi pertempuran di Filipina,” ujar Retno. (Pol/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya