Draf Deklarasi Bali belum Satu Kata

PRESIDEN Association of Asian Constitutional Court and Equi­valent Institution (AACC) periode 2014-2016 Arief Hidayat mengungkapkan draf Deklarasi Bali masih belum mencapai kata sepakat.

Sayangnya, ia belum bisa mengutarakan hal yang masih menjadi perdebatan di antara anggota AACC.

“Dalam Deklarasi Bali ada satu hal yang belum mencapai kata sepakat,” kata Arief di sela-sela pertemuan Board of Members Meeting (BoMM), di Nusa Dua, Bali, kemarin.

Meskipun belum bisa mengungkapkan poin apa yang masih menjadi perdebatan, Arief menyampaikan pada prinsipnya semua anggota memahami bahwa setiap negara harus berpegang pada supremasi hukum, konstitusi, menjaga pemerintahan yang demokratis, dan menolak tindakan yang bersifat anti-konstitusi. “Itu prinsipnya,” imbuhnya.

Arief menjelaskan Deklarasi Bali merupakan pernyataan bersama mengenai hal yang sesuai dengan kewenangan anggota AACC.

“Menjaga situasi hukum, tegaknya pemerintah yang demokratis, dan penegakan hukum dalam setiap hal. Juga bagaimana menegakkan HAM, termasuk di dalamnya hak warga negara,” tuturnya.

Tak hanya itu, Deklarasi Bali juga akan memuat intisari yang disampaikan dalam kongres ketiga AACC yang berlangsung pada 9-13 Agustus di Bali.

Untuk itu, saat ini draf tersebut masih terus disusun. “Makanya sekarang disusun draf Deklarasi Bali dan akan difinalisasi pada Jumat (12/8),” jelasnya.

Arief menampik ada perdebatan yang cukup alot dalam penyusunan draf Deklarasi Bali tersebut.

Ia menjelaskan hanya ada sedikit perbedaan yang terjadi di antara anggota AACC. “Enggak alot. Ada perbedaan sedikit saja,” cetusnya.

Deklarasi Bali tersebut nantinya akan disampaikan langsung oleh Ketua MK Arief Hidayat dalam bahasa Indonesia.

Hal itu disebabkan dalam UU disebutkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional.

“Saya sebagai Ketua MK Indonesia sekaligus Presiden AACC harus menggunakan bahasa Indonesia. Itu UU kita, bahasa Indonesia ialah bahasa nasional,” jelasnya.

Hal senada juga diutarakan Wakil Ketua MK RI Anwar Usman. Menurutnya, penyusunan draf Deklarasi Bali akan dituntaskan sampai besok. Mengenai perdebatan dalam perumusan draf tersebut, itu hanya soal perkembangan terakhir di beberapa negara.

“Terkait dengan perkembangan terakhir, terutama yang terjadi di beberapa negara. Jadi belum ada kesepakatan. Mudah-mudahan semua tuntas pada Jumat (12/8).” (Nur/P-2)