Kembalinya Sri Mulyani ke Kabinet Angin Segar Bagi Pasar

PRESIDEN Joko Widodo merombak komposisi kabinet dengan menggeser sejumlah nama dan sekaligus memasukan sejumlah nama menteri baru. Salah satu nama yang masuk ke dalam kabinet merupakan Sri Mulyani Indrawati (SMI).

“Masyarakat melihat pengaruh masuknya SMI sebagai angin segar. Itu diapresiasi market secara besar besaran dilihat dari pergerakan IHSG,” ujar pengamat ekonomi INDEF Bhima Yudistira kepada Media Indonesia, Rabu (27/7).

Ia menilai pemerintah perlu melakukan terbososan untuk melawan situasi ekonomi global. Menurutnya, tim menteri ekonomi di jajaran kabinet mengemban tugas yang tak mudah. “Pada pidatonya SMI sendiri kemarin bilang kita menghadapi badai yang luar biasa hebat. Itu terbukti dengan realisasi pertumbuhan ekonomi Q1 pertama yang lebih rendah dari ekspektasi,” ujar dia.

Maka, pasar berharap paket kebijakan ekonomi yang selanjutnya dapat terasa secara menyeluruh dan bukan sekedar menyasar harmonisasi kebijakan. “Karena paket kebijakan ekonomi sudah sampai edisi XII tapi belum punya fokus yang begitu jelas. Intinya, reshuffle harus mampu diterjemahkan ke perbaikan paket kebijakan ekonomi,” kata dia.

Bhima juga menyoroti terdapat sejumlah fokus urgensi pada perekonomian domestik. Dari sisi fiskal, pemerintah tengah menjalankan program besar, yaitu tax amnesty.”Dan kalau itu gagal mencapai target maka akibatnya defisit kita yang bisa melebar. Maka di fiskal perlu ada penyesuaian kebijakan supaya paling tidak bisa menjamin defisit tidak melebihi 3 persen,” ujar dia.

Pengamat ekonomi dari Universitas Padjadjaran Ina Primiana percaya Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memetakan kebutuhan yang perlu difokuskan dari kebijakan fiskal. Kebutuhan itu, ia bilang, merupakan strategi yang memberi dukungan langsung terhadap sektor riil. “Menurut saya fokusnya SMI adalah bagaimana mendukung sektor rill.“ Di samping itu, ia memperkirakan fokus arah kebijakan fiskal RI adalah perbaikan kinerja penerimaan pajak. “Itu yang mungkin dijalankan dengan mencari terobosan dan juga tetap konsisten dalam tax amnesty.” (X-11)