DPR Diingatkan soal Kualitas Legislasi

SEUSAI libur Lebaran, Ketua DPR Ade Komarudin (Akom) berharap anggota dewan langsung tancap gas. Hingga akhir tahun ini, Akom meyakini DPR bisa menyelesaikan target Prog­ram Legislasi Nasional (Prolegnas) 2016 hingga 60%.

Namun, peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengaku pesimistis. Jika perencanaan dan manajemen persidangan tidak dibenahi, sulit bagi DPR menggenjot kinerja di bidang legislasi.

“Perbaiki dulu perencanaannya. Jangan sampai karena menggenjot kinerja, kualitas undang-undang yang dikorbankan. Apalagi, kita tahu betapa mudahnya anggota DPR itu absen, untuk kunker (kunjungan kerja), pergi ke dapil, dan sebagainya,” ujar Lucius saat dihubungi, kemarin.

Menurut Lucius, lebih baik DPR mematok target yang lebih realistis. DPR bisa fokus menyelesaikan RUU sisa semester sebelumnya atau menyelesaikan RUU yang benar-benar diperlukan publik.

Senada, peneliti dari Pusat Studi Hukum dan Konstitusi (PSHK) Fajri Nursyamsi meminta DPR bersikap realistis dan lebih fokus pada kualitas undang-undang. Oleh karena itu, evaluasi terhadap Prolegnas sebaiknya tidak sekadar menambah atau mengurangi jumlah undang-undang dalam daftar Prolegnas.

Ade Komarudin mengungkapkan DPR dapat memenuhi sedikitnya 50% dari target 40 rancangan undang-undang dalam Prolegnas. Perbaikan target legislasi menjadi salah satu fokus DPR.

“Tahun ini DPR sudah menghasilkan 7 undang-undang dan 4 perjanjian. Berarti sudah 11 produk legislasi,” kata Ade di sela-sela acara halalbihalal di kompleks parlemen, Jakarta, kemarin.

Pascalibur perayaan Idul Fitri, anggota dewan kembali bersidang pada 18 Juli mendatang. Pada masa sidang kelima ini, melalui perubahan tata tertib, Badan Legislasi DPR dapat terlibat dalam penyusunan dan pembahasan rancangan undang-undang. (Deo/Ind/P-1)