Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Berbeda Dengan LIB, PSSI Menolak Akui Kesalahan

Akmal Fauzi
12/10/2022 15:16
Berbeda Dengan LIB, PSSI Menolak Akui Kesalahan
Ilustrasi(Antara)

Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menolak mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 jiwa. PSSI juga tidak menjawab secara konkret langkah apa yang akan dilakukan dari investigasi yang dilakukan untuk memperbaiki sepak bola Indonesia.

Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Akmal Marhali mengatakan dalam pertemuan dengan PSSI bersama tim di Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Kemenko Polhukam), Jakarta, Selasa (11/10), terjadi perdebatan mengenai tanggung jawab dari tragedi Kanjuruhan. PSSI, kata dia selalu berlindung dalam regulasi keselamatan dan keamanan PSSI yang melepaskan tanggung jawab atas setiap insiden di pertandingan.

"Bahkan saat kami minta PSSI secara gentleman menyampaikan permohonan maaf, kemudian menyampaikan akan bertanggung jawab dan sebagainya, PSSI tidak memberikan jawaban apa-apa juga. Ya kita lihat saja satu dua hari ini apakah akan menyampaikan itu, kalau tidak kan ya mereka tidak mau menyampaikan itu," kata Akmal kepada Media Indonesia, Rabu (12/10).

Dalam dialog bersama tim, PSSI selalu berlindung dalam Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI 2021 yang termuat dalam Pasal 3. Dalam poin di pasal itu disebutkan Panitia Pelaksana (Panpel) menjamin, membebaskan, dan melepaskan PSSI (beserta para petugasnya) dari segala tuntutan oleh pihak mana pun dan menyatakan bahwa Panpel bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kecelakaan, kerusakan dan kerugian lain yang mungkin timbul berkaitan dengan pelaksanaan peraturan ini.

"Masalah nanti prosesnya seperti apa biarkan bukti-bukti yang menentukan. Tetapi secara gentleman menyampaikan bertanggung jawab dan sebagainya, masyarakat akan lebih apresiasi. Kemudian kalau tidak, ya jangan salahkan masyarakat juga kalau kemudian petisi ketua umum PSSI mundur semakin banyak," jelasnya.

TGIPF juga tidak mendapat jawaban yang jelas bagaimana langkah yang akan diambil PSSI mengenai perbaikan kompetisi sepak bola nasional.

"Mereka defensif, seolah mau dihakimi oleh kami. Sudah disampaikan kami ini bukan untuk menghakimi PSSI. Tim ini mau memperbaiki sepak bola Indonesia. Tapo ya itu tidak ada jawaban yang jelas dari PSSI apa yang harus dilakukan ke depan, apa hasil temuan mereka dan siapa yang akan diberikan lagi sanksi-sanksi," jelasnya.

Sikap yang berbeda ditunjukan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang juga dimintai keterangan di hari yang sama. Melalui Direktur LIB, Akhmad Hadian Lukita, mereka mengakui kesalahan dan siap bertanggung jawab atas tragedi ini. Dialog antara tim juga banyak membahas mengenai apa yang harus dilakukan dan diperbaiki untuk sistem kompetisi sepak bola Tanah Air.

"Saya apresiasi dengan LIB, Direkturnya bilang pertama mohon maaf atas tragedi ini, LIB turut berduka cita, sebagai orang bertanggungjawab akan mengemban tanggung jawab itu. Bahkan cukup kaget, keluarga kaget jadi tersangka. Tapi ini risiko yang harus diterima dan akan menjalani proses hukum ini," kata Akmal.

Akmal menyebut, Akhmad Hadian Lukita akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan.

"Dihukum atau tidak dari kasus pidana yang dijalankan, Dirut LIB akan mengundurkan diri. Selain itu dialognya lebih kepada hal-hal ke depan, mana yang harus diperbaiki," jelas Akmal. (OL-12)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya