KPK Bidik Hakim Kasus Bang Ipul

KOMISI Pemberantasan Korupsi terus mengembangkan kasus suap kepada panitera pengganti PN Jakarta Utara, Rohadi, terkait dengan putusan perkara pelecehan seksual terhadap anak oleh Saipul Jamil.

Saipul dan hakim yang menangani kasusnya masuk ke bidikan.

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan di Gedung KPK, Jakarta, kemarin, sumber uang suap Rp250 juta tersebut berasal dari Saipul hasil menjual rumahnya.

Dengan begitu, pedangdut yang biasa disapa Bang Ipul itu termasuk yang diincar oleh penyidik.

"Sumber uang suap sementara memang dari terdakwa SJ (Saipul Jamil). Dia sampai menjual rumahnya untuk ini, tetapi sampai saat ini masih dilakukan pengembangan. Penetapan tersangkanya nanti. Penyidik akan melakukan pemeriksaan dulu kepada yang bersangkutan," ungkap Basaria.

Kasus itu terkuak setelah KPK melakukan tangkap tangan terhadap sejumlah orang pada Rabu (15/6).

Dari tujuh yang ditangkap, empat orang kemudian ditetapkan sebagai tersangka.

Mereka ialah Rohadi, kakak Saipul, Samsul Hidayatullah, serta pengacara Saipul, Bertha Natalia Ruruk Kariman dan Kasman Sangaji.

Basaria menegaskan modus pemberian suap itu untuk memengaruhi putusan hakim.

Dalam sidang putusan, Selasa (14/6), majelis hakim yang diketuai Ifa Sudewi pun cuma memvonis Bang Ipul selama tiga tahun atau jauh lebih rendah ketimbang tuntutan jaksa, yakni penjara 7 tahun dan denda Rp100 juta.

Karena itu, KPK juga akan mengembangkan penyidikan ke arah keterlibatan majelis hakim yang menangani kasus pelecehan seksual Bang Ipul.

"Kita tetapkan dulu empat orang tersangka. Tidak berhenti di panitera. (Keterlibatan hakim) masih didalami," tukas Basaria.

Kemarin, penyidik menggeledah ruangan Ifa yang juga Wakil Ketua PN Jakut dan tiga ruangan panitera.

Plh Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati menjelaskan penggeledahan dilakukan pula di rumah Samsul di Tanjung Priok dan rumah Bertha Natalia di Tangerang.

KPK juga telah menyita sejumlah barang milik tersangka.

"Mobil R (Rohadi) Fortuner, mobil BN (Bertha Natalia) Pajero."

Jaringan mafia

Basaria menegaskan bukan tidak mungkin Rohadi merupakan bagian dari jaringan mafia peradilan.

Apalagi, penyidik KPK juga menemukan uang Rp700 juta di mobil Rohadi, tetapi belum bisa dipastikan dari mana dan untuk apa uang tersebut.

Basaria menceritakan penangkapan tujuh orang tersebut diawali pada pukul 10.40 WIB ketika 10 penyidik KPK membekuk Berthanatalia dan Rohadi di Sunter, Jakut, sesaat setelah serah terima uang Rp250 juta dalam tas plastik.

Setelah itu, tim bergerak ke tiga lokasi berbeda.

Di Tanjung Priok, KPK menangkap Samsul di rumahnya dan meringkus Kasam Sangaji di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Penyidik juga mengamankan dua sopir dan panitera pengganti PN Jakut, Doddy Siregar, tetapi mereka tak menjadi tersangka.

Di kampung nya, Desa Cikedung Lor, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rohadi memiliki aset berlimpah.

Ia punya rumah mewah, rumah sakit dan klinik kecantikan, serta tanah 16 hektare.

Juru bicara MA Suhadi menyatakan pihaknya langsung memberhentikan sementara Rohadi begitu ditetapkan sebagai tersangka. (Nur/X-9)